Menyikapi Musibah Menurut Al-Qur'an

Abstract

Alam raya dan segala isinya, fenomena dan peristiwa-peristiwanya, yang terjadi berulang kali atau yang hanya sesekali, semuanya dinamai Alquran dengan ayat-ayat (tanda-tanda). Musibahpun demikian, dahulu Allah Swt. membuktikan kebenaran seorang rasul dengan tanda-tanda yang bersifat material, bahkan Allah Swt. tidak jarang menjatuhkan musibah kepada suatu kaum untuk memperingatkan mereka, yakni musibah menyuluruh yang menimpa seluruh kaum. Tanda-tanda ini dijadikan bukti kebenaran seorang rasul. Tanda-tanda semacam itu pulalah yang dimohonkan oleh orang-orang musyrik pada masa Nabi Muhammad saw. Bahkan secara tegas Abu Jahal, atas nama orang-orang musyrik, pemah memohon sebagaimana diungkapkan oleh Allah Swt.Akan tetapi, perlu digarisbawahi bahwa apa yang terjadi dalam masyarakat, kesemuanya merupakan tanda-tanda dari Allah Swt. tennasuk rentetan musibah yang terjadi beberapa tahun terakhir ini, ada musibah moneter, ada musibah alam berupa gempa, tsunami, banjir dan kabut asap, ada juga musibah jatuhnya pesawat dan tenggelamnya kapal. Ada yang berkata bahwa Tuhan telah murka kepada penduduk sekeliling, ad.a juga yang melontarkan ucapan bahwa "Tuhan kejam dan tidak lagi mengasihi" Dia telah menyerahkan urusan manusia kepada setan, setelah bosan melihat kedurbakaan manusia. Bahkan ada yang berkata "Memang ada dua Tuhan: Tuhan baik dan Tuhan jahat. Yang baik bijaksana menciptakan kebaikan dan yang jahat itulah yang berperan dalam musibah-musibah yang terjadi.