Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/2458
Title: Al-Qur’an Sebagai Syifa Bagi Insan
Authors: N. Latifah, 298410055
Advisor: Ahsin Sakho Muhammad
Zainun Kamal Fakih
Issue Date: 2002
Publisher: Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta
Abstract: Al-Qur’an sebagai kitab petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang batil (Qs. 2:185). Dalam kitab Jawahir Al-Qur’an, Imam Al-Ghazali menerangkan pada bab khusus bahwa seluruh cabang ilmu pengetahuan yang terdahulu dan terkemudian, yang telah diketahui maupun yang belum diketahui, semua bersumber kepada Al-Qur’an Al-Karim. Menurut Al-Ghazali, Al-Quran merupakan firman Allah juga mengandung disiplin ilmu kedokteran, tetapi Al-Syatibi tidak sependapat dengan Al-Ghazali, bahkan bertolak belakang. Al-Qur’an memfungsikan dirinya sebagai syifa. Masalah utama di masyarakat modern adalah timbulnya disintegrasi dari masyarakat tradisional karena unsur-unsurnya mengalami perubahan yang berbeda. Perubahan sosial yang cepat sebagai akibat modernisasi yang menyebabkan masyarakat kehilangan identitas diri yang menimbulkan stres kehidupan. Dalam kehidupan dewasa ini sebagai dampak modernisasi, industrialisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pola hidup, gaya hidup masyarakat di negara maju sudah berubah nilai-nila moral etika, agama dan tradisi lama ditinggalkan karena dianggap usang. Kekosongan spiritual, kerohanian, keagamaan inilah yang menimbulkan permasalahan psikososial. Dengan demikian para ahli berpendapat bahwa manusia bukanlah bio-psiko-sosial melainkan juga bio-sosio-spiritual. Metode penelitian yang digunakan metode kepustakaan (library research), sumber primernya adalah Al-Qur’an, sumber lainnya adalah karya-karya mufasir palar dan ilmuan. Pendekatan penelitian meggunakan pendekatan ilmu tafsir, yakni metode maudhu’i. Kesehatan mental yakni terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh di dunia dan di akhirat. Sedangkan Kesehatan jiwa yaitu absennya seseorang dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa. Al-Qur’an memerintahkan agar manusia mengkonsumsi makanan yang halal lagi toyyib yang menjadi manfaat bagi yang memakannya dengan kadar yang cukup dan tidak berlebihan. Al-Qur’an sebagai obat bagi insan tidaklah sama dengan pengobatan para dokter, Al-Qur’an penyembuhbagi apa yang ada dalam dada. Penyembuhan ini melebihi dari pada penyembuhan lewat dokter. Kalua manusia mengenal mantra sebagai obat, maka mantra tidak mempunyai makna, sedangkan bacaan Al-Qur’an di dalamnya mengandung penyembuhan Tuhan dan Keagungan para Malaikat dan merendahkan kehadiran setan. Maka membaca Al-Qur’an dan mendengarkannya dapat memperoleh manfaat agama dan dunia.
URI: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/2458
Appears in Collections:Tesis S2 Ilmu Al Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
298410055-N. Latifah.pdf
  Restricted Access
298410055-Tesis11.62 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.