Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/2462
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorAhsin Sakho Muhammad-
dc.contributor.advisorHamdani Anwar-
dc.contributor.authorItik Purwanto, 2984100026-
dc.date.accessioned2022-11-29T09:27:42Z-
dc.date.available2022-11-29T09:27:42Z-
dc.date.issued2002-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/2462-
dc.description.abstractMetode yang digunakan selama ini oleh para mufassir sejak kodifikasi tafsir yang oleh sementara ahli tafsir dimulai oleh al-Farra’ sampai tahun 1960, sebagaimana yang dikemukakan Dr. M. Husain az-Zahabi adalah penafsiran al-Qur’an ayat demi ayat sesuai dengan susunannya dalam mushaf. Fakruddin ar-Razi misalnya, walaupun menyadari betapa pentingnya korelasi antara ayat, dan dia mengajak para mufassir untuk mencurahkan perhatian untuk hal itu, namun dia sendiri dalam kedua tafsirnya tidak menyinggung banyak tentangnya karena perhatiannya tercurah kepada pembahasan-pembahasan filsafat dan ilmu falak. Sistematika penyusunan ayat dan surat al-Qur’an sesuai dengan urutan-urutannya dalam mushaf, bukan dari segi korelaso ayat-ayatnya yang membahas masalah yang sama dan terkadang bagian-bagiannya terpencar dalam sekian surat. Pembahasan al-Biqa’I adalah untuk menjelaskan kemukjizatan al-Qur’an dari sistematika penyusunan ayat-ayat dan surat-suratnya. Seorang ulama fiqih, beliau juga ahli di bidang tafsir, beliau adalah Wahbah az-Zuhaili seorang ulama di Damsyik dan sekarang menjabat sebagai ketua jurusan fiqih Islam dan mazhabnya di Universitas Damsyik. Karyanya di bidang tafsir cukup memberikan kontribusi pemikiran yang besar bagi perkembangan tafsir. Salah satu karya beliau kitab at-Tafsir al-Munir yang terdiri 16 jilid memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan dengan kitab tafsir lainnya. Terutama dalam menguraikan ayat demi ayat dengan lugas dan ringkas mampu memberikan pemahaman yang mendalam bagi pembacanya, sehingga metode yang digunakan memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan metodologi tafsir. Metode penelitian yang digunakan studi kepustakaan (library research) dengan cara mencari dan mengumpulkan data dari buku-buku maupun artikel. Metode pengumpulan data menggunakan kitab at-Tafsir al-Munir karya Wahbah Az-Zuhaili dijadikan sumber primer dan buku-buku lainnya sebagai sumber sekunder. Dua metode gabungan yang digunakan yaitu metode deskriptif dan analitis. Sumber penafsiran yang dipergunakan dalam kitab at-Tafsir al-Munir ini adalah bi al-Matsur (bersumber dari al-Qur’an, Hadis, Riwayat Sahabat, Tabi’in dan bi ar-Ra’yi (ijtihad mufassir). Metode penafsirannya ialah metode tahlili yang merupakan metode penafsiran yang memperhatikan dengan seksama yang berkaitan dengan teks atau kandungan ayat. Sedangkan corak tafsir yang dipergunakan dalam kitab ini ialah didominasi oleh corak tafsir fiqhi, yaitu tafsir yang menggali kandungan ayat-ayat al-Qur’an dari segi hukum dan syariat agama dengan segala cara dan macam-macamnya. Sistematika penafsiran dalam kitab ini mengikuti sistematika lengkap yakni mengemukakan segi penafsiran ayat mulai dari kata-kata mufradat, I’rab dan bacaan, munasabah ayat, makna ringkas, penafsiran kalimat per kalimat, sebab-sebab turunnya ayat dan istimbath hukumya.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherProgram Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectMetodologi Tafsir Al-Qur’anen_US
dc.subjectTafsir Al-Muniren_US
dc.subjectWahbah Az-Zuhailien_US
dc.titleMetodologi Tafsir Al-Munir Karya Wahbah Az-Zuhailien_US
dc.typeTesisen_US
Appears in Collections:Tesis S2 Ilmu Al Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2984100026-Itik Purwanto.pdf
  Restricted Access
2984100026-Tesis10.52 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.