Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/2473
Title: Wawasan Al-Qur’an Tentang Ilmu dan Hikmah
Authors: A. Zaini Dahlan, 298410021
Advisor: Said Aqil Husain Al-Munawwar
Huzaemah Tahido Yanggo
Issue Date: 2002
Publisher: Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta
Abstract: Satu ajaran yang amat penting yang disampaikan oleh Al-Qur’an adalah ayat-ayat yang pertama yaitu surat Al-‘Alaq 1-5. Ayat ayat tersebut memerintahkan agar ummat manusia menjadi ummat yang pandai, yaitu ummat yang berilmu pengetahuan dengan cara membaca. Sebagian besar mufassir mengartikan kata “iqro” dengan vacalah sementara pendapat yang lain seperti Abdullah Yusuf Ali mengartikan dengan proklamirkan atau bacalah. Kata ilmu dalam Al-Qur’an terungkap sebanyak 99 kali sedangkan kata hikmah terungkap 20 kali. Kata ilmu dan hikmah dalam bentuk kata sifat ‘Aliman Hakiman terungkap beriringan sebanyak 21 kali sedang dalam posisi beriringan tetapi terbalik Hakiman ‘Aliman terungkap tujuh kali. Hal ini menunjukkan ada kaitan yang era tantara kata ilmu dan hikmah atau antara sifat “yang maha mengetahui” dan sifat “yang maha bijaksana”. Dan dari ilmu dan hikmah tersebut mengisyaratkan pula bahwa sikap bijaksana (hikmah) muncul setelah ada pengetahuan (ilmu) seperti terungkap dalam Al-Qur’an sebanyak 21 kali tersebut. Kondisi masyarakat menuntut adanya peningkatan dalil-dalil rasional dalam mengemban misi rasul mengakibatkan adanya kelebihan kualitas seorang rasul lainnya (Q.S Al-Baqarah: 253). Hal ini terkait dengan pemahaman masing-masing rasul, dan Allah akan meningkatkan derajat orang-orang berilmu (Q.S. Al-Mujadilah: 11). Akal sebagai organ tubuh manusia amat penting dan potensial, karena dengan akal manusia menjadi orang yang berilmu dan bisa bersikap bijaksana seperti yang diajarkan Allah SWT dan manusia bisa menjadi orang yang diangkat martabatnya oleh Allah. Allah sendiri menyatakan dalam ayat 109 surat Al-Kahfi dan ayat 27 surat Luqman bahwa tidaklah kamu semua diberi ilmu melainkan hanya sedikit (Q.S. Al-Isra: 85) kemudian disusul dengan ayat Al-Baqarah: 209 “barang siapa telah diberi hikmah, maka sesungguhnya ia telah diberi banyak kebaikan. Persoalannya berlaku sama kah tuhan dalam memberi ilmu kepada seorang hamba dengan hamba yang lain ataukah tuhan membedakan pemberian ilmunya kepada hamba-hambanya sesuai dengan sifat dan perilakunya masing-masing. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research). Yang menjadi sumber utama adalah Al-Qur’an. Dari sumber utama ini dihimpun ayat-ayat yang mengandung informasi tentang ilmu dan hikmah. Kemudian untuk menyempurnakan penelitian ini, sumber informasi yang lain seperti hadist nabi sebagai penjelas Al-Qur’an, hadist-hadist yang dimaksud diambil dari kitab hadist yang mu’tabar khususnya Al-kutub Al-Sitah. Hasil penelitian menjelaskan bahwa ilmu adalah daya dan piker manusia yang bisa dihasilkan oleh setiap manusia secara umum, baik seorang muslim atau non muslim dan tidak ada Batasan yang jelas sebagai wilayah yang bisa dicapai oleh akal manusia. Sedangkan ilmu pengetahuan ialah kesan yang dihasilkan oleh manusia melalui panca indera tentang alam ini lewat usaha, bukan pemberian dari Allah. Hikmah, nafas, ilham (intuisi), ekstra sensori perception (ESP) sebagai pengetahuan yang lebih tinggi dari ilmu adalah pengetahuan akan sesuatu yang gaib yang diberikan Allah kepada manusia tertentu seperti nabi atau orang-orang yang dekat dengannya. Ketentuan ini melalui syarat yang masih diperselisihkan dikalangan ulama dan filosof.
URI: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/2473
Appears in Collections:Tesis S2 Ilmu Al Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
298410021-A. Zaini Dahlan.pdf
  Restricted Access
298410021-Tesis9.05 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.