Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/2709
Title: Metode Ulama Salaf dan Khalaf Dalam Memahami Ayat-Ayat Mutasyabihat
Authors: Dede Maria Ulfah, 06210276
Advisor: Ahsin Sakho Muhammad
Issue Date: 2011
Publisher: Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta
Abstract: Metode Tafwidh merupakan metode ulama Salaf, yang pada aplikasinya tidak memberikan makna yang lahir dari ayat-ayat sifat Tuhan, terutama mereka ketika menghadapi ayat-ayat yang ambigu (mutasyabihat). Sebab menurut mereka dengan metode ini sudah merupakan pemaknaan yang layak untuk sifat Tuhan dan mendekatkannya kepada tanzih (penyucian), karena inti dari metode ini sebagai sikap kehati-hatian mereka dari sikaf tasybih (Antropomorfisme) dengan menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan tanpa deskripsi makna (bi/a kaif). Ayat-ayat rnutasyabihat secara nalar sulit dipahami (ghair rna'qul ai-ma'na) kemungkinan makna ayat tersebut berbeda dengan makna yang tersirat, sehingga mengharuskan untuk di-ta'wil. Penta'wilan tersebut sudah lazim diterapkan oleh ulama salaf, dalam hal ini dikenal istilah ta'wil ijmali". Karena ta'wil itu sendiri menurut mereka adalah memalingkan lafazh dari makna zhahir-nya tersebut baik dari dalil Al-Qur'an maupun dalil Al­Hadits. Hal inilah yang secara mayoritas ulama Salaf menggunakannya sebagai salah satu metode dalam menyikapi ayat-ayat mutasyabihat al-shifat. Ketika perkembangannya muncul juga metode-metode yang lain, yang inti dari metode-metode ini adalah sama-sama menyerahkan ayat-ayat mutasyabihat dari segi makna dengan mengimaninya sebagai Sifat-dari keagungan dan kekuasaan-Nya. Dari pemahaman ayat-ayat mutasyabihat, di kemudian hari mendapatkan porsi yang sangat signifikan, terlebih ketika diangkat dalam perdebatan para teolog skolastik dengan statemen-statemen mereka bahwa ulama Salaf tidak menggunakan ta'wil tafshili dalam memahami ayat-ayat mutasyabihat, mereka hanya memberlakukan metode tafwidh saja sebagai aplikasinya. Terlebih ketika mereka para teolog hanya mendukung pendapatnya saja, tanpa melihat data-data konkrit sebagaimana generasi awal telah mempraktekannya pada metode ta'wil tafshili. Penulis melihat di sini sebagai aplikasi konkrit ketika sahabat Ibn 'Abbas memberikan ta'wil tafshili, dan ulama-ulama Salaf sesudahnya yang dianggap kapabil terhadap penerapannya seperti Mujahid, Ahmad ibn Hanbal, al-Bukhari, dan Mufassir dikalangan Athba' al-Tabi'in seperti al-Qurthubi dan lain-lain. Hanya saja metode ta'wil tafshili ini tidak begitu dominan seperti metode tafwidh yang pada aplikasinya tidak menyimpangkan makna. Oleh sebab itu ulama Salaf disamping menggunakan metode tafwidh, mereka sudah menggunakan metode ta'wil, tidak seperti yang dilontarkan dalam perdebatan para teolog skolastik dengan pangakuan masing­masing sebagai aplikasi dari ulama Salaf. Seperti al-Musyabbihah yang berbeda dengan para teolog lainnya yang mengungkapkan maknanya secara literal. Dan ini tentunya sangatlah berpengaruh pada perkembangan ilmu tafsir selanjutnya dengan melahirkan berbagai sekte dalam kajian tafsir. Hal ini dibuktikan penulis ketika melihat sisi perbedaan dan paradigma yang dibangun sebagai penetapan metode mereka dalam memahami ayat-ayat sifat sebagai pemahaman yang proposional yang dimaksudkan akan dalil-dalil tersebut.
URI: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/2709
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Dede Maria Ulfah-FULL.pdf
  Restricted Access
9.06 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.