Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/2783
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorAhsin Sakho Muhammad-
dc.contributor.authorFitriyah, 11210434-
dc.date.accessioned2023-05-22T04:29:28Z-
dc.date.available2023-05-22T04:29:28Z-
dc.date.issued2015-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/2783-
dc.description.abstractDemokrasi lahir dari tr􀁖disi pemikiran Yunani tentang 1ubungan negara dan hukum, yang dipraktikan antara abad ke­i SM sampai abad ke-6 M. Demokrasi yang dipraktikan pada masa itu berbentuk demokrasi langsung, yaitu hak rakyat unmk membuat keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh warga negara berdasarkan prosedur mayoritas. Sebagian umat Islam tidak memandang demokrasi sekarang ini sebagai sistem pemerintahan yang berlandaskan pada kebebasan, kerja sama politik, pluralisme dan lain sebagainya, tetapi memandangnya sebagai rumusan bagi konsep Barat yang memperburuk citra bangsa Arab dan kaum Muslim. Dari landasan teori tersebut, penulis hendak membahas tentang demokrasi menurut perspektif salah satu tokoh pembaharu dalam Islam sekaligus seeorang Mufassir terkemuka yaitu Muhammad Abduh. Alasan penulis mengambil judul ini adalah karena sampai saat ini masalah demokrasi masih ramai diperbincangkan, ada sebagian yang mengatakan bahwa demokrasi tidak bertentangan dengan Islam, namun ada juga yang mengatakan bahwa demokrasi merupakan sistem kufur. Untuk itu penulis berkeinginan untuk meneliti sendiri tentang demokrasi dengan merujuk pada salah satu tokoh pembaharu yang tidak asing lagi dengan dunia politik. Permasalahan yang masih ramai diperbicangkan saat ini oleh sebagian umat Islam mengenai sistem yang terdapat dalarn demokrasi, dikarenakan demokrasi merupakan sistem yang berasal dari Barnt. adanya pro kontra tentang demokrasi, menarik penulis untuk meneliti lebih jauh tentang demokrasi. Apakah terdapat dalil dalam Al-Qur'an mengenai demokrasi bahasa Indonesia, seperti penulisan awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada (EYD) berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak miring (italik) dan cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal nama diri, bukan kata sandangnya. Khusus untuk penulisan kata Al-Qur'an dan narna-nama surahnya menggunakan huruf kapital.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherInstitut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectDemokrasien_US
dc.subjectPerspektif Muhammad Abduhen_US
dc.titleDemokrasi Menurut Perspektif Muhammad Abduh di Institut Ilmu al-Qur'an ([IQ) Jakartaen_US
dc.typeSkripsien_US
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Fitriyah_FULL.pdf
  Restricted Access
5.85 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.