Walimah 'Urs Dalam Perspektif Hadits

Abstract

Islam telah mensyariatkan W alimah, yaitu makanan yang disediakan ketika pesta pernikahan, dan Islam juga memiliki beberapa etika yang berkaitan dengan walimah yang mana perlu diperhatikan oleh pihak menyelenggara sehingga kelak memperoleh pahala dan keberkahan darinya serta terhindar dari apa yang dilarang syariat. Seiring dengan berjalannya waktu serta perkembangan peradaban antara satu masa dengan masa yang lain, menjadikan pelaksanaan Walimatul 'Urs mengalami banyak modifikasi yang luar biasa bahkan hampir keluar dari tujuan utama disyari'atkannya walimah. Sehingga menimbulkan adanya ketimpangan­ketimpangan dalam pelaksaan yang seharusnya dilaksanakan secara syar'i sesuai dengan tuntunan Allah swt dan Rasulullah saw. Berdasarkan itu, penulis ingin mencoba mencari benang merah tentang etika Walimatul 'Urs yang sedang berkembang dimasa sekarang ini dengan Walimatul 'Urs yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah saw dan para sahabat beliau. Berdasarkan landasan teori ini, penulis hendak membahas tentang Walimatul 'Urs dalam perspektifhadits. Dan penulis mencoba menjawab permasalahan yang ada melalui studi data dokumen atau kepustakaan (library research), yaitu dengan mengumpulkan semua hadis-hadis yang berbicara tentang walimah dalam kitab-kitab kutubu a/­sit' ah sebagai acuan primer. dan sejumlah buku-buku yang masih ada kaitannya dengan objek penelitian seperti kitab-kitab terjemahan hadis, dan bahan-bahan rujukan lain yang relevan dengan objek pembahasan yang dibahas, sebagai acuan sekunder. Hal ini dimaksud agar mendapat informasi secara lengk:ap untuk menemukan titik terang dari kesimpulan yang akan penulis ambil. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang hadits-hadits yang berkaitan dengan walimah yang mana telah dicontohkan oleh Nabi saw. dan hasilnya penulis menemukan beberapa hadits yang berhubungan dengan permasalahan walimah. Adapun hadits-hadits yang berhubungan dengan permasalahan walimah adalah sebagai berikut: ikhtilat, tabarruj, standing party, hidangan yang mengandung keharaman, ritual dan kepercayaan, hiburan yang dilarang, mengganggu jalanan umum, tidak berlebih-lebihan dan menyepelekan shalat. Walaupun mengadakan walimah itu sesuatu yang dianjurkan oleh agama, namun mengenai bentuk walimah itu tidak dijelaskan secara terperinci. Hal ini dapat diartikan bahwa mengadakan walimah bentuknya adalah bebas, maka terjadilah bermacam corak tradisi, kebudayaan dan adat istiadat serta kebiasaan masyarakat dalam melaksanakan walimah, asal pelaksanaannya tidak bertentangan dengan ajaran islam. Yang penting dalam mengadakan walimah itu disesuaikan dengan kemampuannya masing-masing dan jangan sampai ada keborosan atau kemubaziran. Dan jangan ada tujuan-tujuan lain dalam mengadakan pesta perkawinan itu yang dilarang oleh agama islam.