Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/2819
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Muhammad Ulinnuha | - |
dc.contributor.author | Nurul W ahana, 12210492 | - |
dc.date.accessioned | 2023-05-23T05:52:01Z | - |
dc.date.available | 2023-05-23T05:52:01Z | - |
dc.date.issued | 2016 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/2819 | - |
dc.description.abstract | Al-Qur'an sebagai kitab suci, -dapat diyakinimemiliki dua esensi, yaitu lafal dan makna. Melalui pemahaman maknanya, kita dapat memperoleh signifikansi teologis, sosiologis, kultural, dan saintifik. Saintifik Al-Qur'an atau pemahaman ajaran dengan menggunakan scientific method akan membantu proses intemalisasi, ekstemalisasi, dan objektivitas Al-Qur'an. Intemalisasi Al-Qur'an merupakan porses peresapan, penghayatan, dan penanaman nilai moral dan spiritual serta prinsip-prinsip Qur'ani. Ekstemalisasi Al-Qur'an adalah pencurahan dan ekspresi nilai-nilai Qur' ani ke dalam dunia realita, baik aktivasi fisik maupun mental; sementara objektivasi Al-Qur'an ialah penerjemahan pelembagaan nilainilai qurani ke dalam kategori objektif berupa produk, seperti undang-undang atau hukum. Maka, objekti vasi ilmu adalah ilmu dari orang beriman untuk seluruh umat manusia, tidak hanya untuk orang yang beriman saja, lebih-lebih bukan untuk pengikut agama tertentu saja.1 Paradigma keilmuan baru yang menggabungkan wahyu Tuhan dan temuan pikiran manusia. Di sana terjadi proses objektivasi dari etika agama menjadi ilmu agama yang dapat bermanfaat bagi orang dan semua penganut agama, nonagama, atau bahkan antiagama. 2 Menurut Tantawi Jauhari (w. 1358 H), tidak kurang dari 750 ayat yang secara tegas menguraikan hal-hal di atas. Jumlah ini tidak termasuk ayat-ayat yang menyinggungnya secara tersirat. Tetapi, kendatipun terdapat sekian banyak ayat tersebut, bukan berarti bahwa Al-Qur'an sama dengan kitab ilmu pengetahuan, atau bertujuan untuk menguraikan hakikathakikat ilmiah. Ketika Al-Qur'an menjelaskan segala sesuatu, maksudnya bukan menegaskan bahwa ia mengandung segala sesuatu tetapi bahwa di dalam Al-Qur'an terdapat segala pokok petunjuk menyangkut kebahagiaan hidup duniawi dan ukhrawi.3 Dalam pengantar buku Tafsir Ilmi terbitan Lajnah Pentashih Al-Qur'an, Muchlis Hanafi menjelaskan bahwa setiap muslim wajib mempelajari dan memahami Al-Qur'an. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta | en_US |
dc.subject | Penafsiran Sufistik | en_US |
dc.subject | Ayat Saintifik | en_US |
dc.title | Penafsiran Sufistik terhadap Ayat Sainti.fik (Studi Kitab Tafsir Ruh al-Ma 'anf) | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
Nurul Wahana_FULL.pdf Restricted Access | 5.28 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.