Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/2868
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Soewarno Imam | - |
dc.contributor.author | Asriani, 07310815 | - |
dc.date.accessioned | 2023-05-24T08:52:30Z | - |
dc.date.available | 2023-05-24T08:52:30Z | - |
dc.date.issued | 2012 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/2868 | - |
dc.description.abstract | Budaya rimpu (cadar ala Mbojo) adalah budaya yang lahir karena terinspirasi dengan perintah Islam yang ada dalam Al-Qur' an dan Hadis yang menganjurkan kepada wanita yang sudah baligh untuk menutup aurat meraka ketika hendak keluar rumah mereka. Dan ketika berbicara mengenai pergeseran budaya rimpu (cadar ala Mbojo) maka akan berkaitan pula dengan bagaimana transformasi budaya atau yang sering disebut dengan hegemoni budaya asing dengan budaya lokal yang pengaruhnya akan berdampak pada pendidikan akhlak remaja desa Bolo khususnya dan Mbojo pada umumnya. Rimpu adalah sebuah busana yang terdiri dari dua ndo 'o tembe ( dua buah sarung) satunya untuk bagian atas (kepala sampai pusar) dan satunya lagi untuk bagian bawah dari pusar sampai ujung kaki. Rimpu memiliki keunikan, terutama dalam segi pemakaian, jenis dan fungsinya pun berbeda. Rimpu terbagi dalam dua jenis, yaitu rimpu colo dan rimpu mpida. Rimpu colo adalah salah satu jenis rimpu yang digunakan untuk menutup aurat wanita yang sudah baligh ketika hendak keluar rumah, dengan cara menutup seluruh bagian tubuh dari kepala sampai ujung kaki kecuali muka dan rimpu ini biasanya dipakai oleh wanita yang sudah berkeluarga. Sedangkan rimpu mpida adalah salah satu jenis rimpu yang digunakan untuk menutup aurat wanita yang sudah baligh ketika hendak keluar rumah, dengan cara menutup seluruh bagian tubuh dari kepala hingga ujung kaki kecuali mata dan rimpu jenis ini biasanya dipakai oleh wanita yang masih gadis atau yang belum menikah. Budaya rimpu merupakan budaya yang di dalamnya memiliki nilai-nilai pendidikan akhlak yang mempunyai pengaruh terhadap pemakainya. Dapat kita lihat dari segi kegunaan, keunggulan dan kelemahan budaya rimpu (cadar ala Mbojo) itu sendiri. Kegunaan dan Keunggulan Busana rimpu pertama, dalam segi keamanan orang yang memakai pakaian rimpu (cadar ala Mbojo) dapat terlindung dari sengatan terik matahari, menjadi selimut ketika cuaca dingin (hujan), dan yang paling utama wanita yang berbusana rimpu (cadar ala Mbojo) terjaga dari fitnah dan perbuatan yang dilarang oleh agama dan budaya, karena laki-laki tidak berani mengganggu wanita yang berbusana rimpu (cadar ala Mbojo). Kedua, segi psikologi wanita yang berbusana rimpu (cadar ala Mbojo) dapat merasakan ketenangan jiwa dan memiliki perasaan tanggung jawab yang tinggi terhadap agama. Karena psikologi perempuan Bima yang pemalu, pendiam dalam hal yang dilarang seperti; gosip, menggunjing dan perbuatan maksiat lainnya dikarenakan malu pada busana yang dipakainya. Ketiga, segi sosial wanita yang berbusana rimpu (cadar ala Mbojo) terkenal sebagai wanita yang memiliki keperdulian yang tinggi terhadap agama, memiliki akhlak yang terpuji dan kepekaan sosial yang tinggi dan menjadi panutan atau contoh bagi masyarakat dalam segala tingkah lakunya. Karena dalam pandangan masyarakat Mbojo, wanita yang memakai rimpu (cadar ala Mbojo) merupakan wanita yang suci atau baik, terhormat dan terhindar dari perbuatan yang dilarang oleh agama.Keempat, segi model busana rimpu (cadar ala Mbojo) dapat menjadikan pemakainya menjadi lebih cantik dan ayu dan sesuai dengan model yang ditawarkan oleh Islam atau busana muslimah. Sedangkan kelemahan dan kekurangan busana rimpu (cadar ala Mbojo) dari hasil penelitian yang penulis lakukan, budaya rimpu (cadar ala Mbojo) ini merupakan imbas dari transformasi nilai budaya itu sendiri. Busana rimpu terutama rimpu mpida (cadar ala Mbojo) dijadikan sebagai alat untuk kejahatan laki-laki terhadap perempuan yaitu dengan cara laki-laki memakai busana rimpu (cadar ala Mbojo) supaya tidak diketahui oleh masyarakat ketika berduaan dengan wanita yang bukan muhrim dan memberikan peluang kepada mereka untuk berbuat sesuatu yang dilarang agama. Dalam penelitian ini penulis melakukan studi kasus di desa Bolo mengenai Pengaruh pergeseran budaya rimpu (cadar ala Mbojo) terhadap pendidikan akhlak remaja, dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif analisis yaitu dengan bentuk penelitian pustaka dan penelitian lapangan. Sehingga dalam pembahasan penelitian ini secara keseluruhan, menghimpun data-data dan keadaan lapangan apa adanya melalui observasi dan wawancara mendalam mengenai bergesemya budaya rimpu (cadar ala Mbojo) dan pengaruhnya terhadap pendidikan akhlak remaja (studi kasus di desa Bolo kecamatan Madapangga kabupaten BimaNTB). | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta | en_US |
dc.subject | Pergeseran Budaya | en_US |
dc.subject | Pendidikan Akhlak Remaja | en_US |
dc.title | Pengaruh Pergeseran Budaya Rimpu (Cadar Ala Mbojo) Terhadap Pendidikan Akhlak Remaja | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
Appears in Collections: | Skripsi S1 Pendidikan Agama Islam |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
ASRIANI_FULL.pdf Restricted Access | 3.54 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy | |
ASRIANI_BAB 1 DAN 5.pdf Restricted Access | 1.04 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.