Pendidikan Seks Dan Kaitannya Dengan Usaha Pemeliharaan Potensi Seks Pria Dalam Kebahagiaan Perkawinan

Abstract

Adanya anggapan yang tabu didalam masyarakat pada umumnya tentang seks menyebabkan kurangnya informasi tentang pengertian seks yang sebenarnya, sebagaimana dikemukakan oleh Prof. Dr. Zakiah Daradjat, bahwa Orang tua, guru-guru dan masyarakat semuanya bersepakat untuk tidak membicarakan masalah itu dihadapan anak-anak dan remaja, mereka berkeyakinan bahwa pengertian tentang masalah itu akan menyebabkan remaja melakukan hal-hal terlarang dalam adat kebiasaan masyarakat Indonesia. Karena itu orang tua dan guru menghindari pembicaraan yang menyangkut masalah seks, bahkan mungkin mereka akan mengejek sikap orang yang berani membicarakan masalah-masalah seks. Pendapat tersebut menunjukan adanya tradisi untuk tidak membicarakan masalah yang berkaitan dengan seksualitas dimuka umum, khususnya dihadapan anak dan remaja, sehingga untuk membicarakan tentang seks kita harus menggunakan perumpamaan-perumpamaan, penghalusan-penghalusan (eufimisme) atau bentuk­bentuk retorika kiasan dan metafora lainnya. Pewancanaan tabu tentang seks tersebut membuat kita tidak holeh mengucapkannya dengan kata-kata yang langsung dan gamblang, walaupun itu dibicarakan oleh suami-istri sekalipun. Hal tersebut mengakibatkan kurangnya informasi dan pengetahuan bagi masyarakat, khususnya bagi anak dan remaja tentang pengertian seks yang sebenamya. Dengan kurangnya pengetahuan dan pengertian tentang seks tersebut bagi para remaja atau calon penggalang rumah tangga baru akan merasa asing atau tidak mampu dalam menjalani kehidupan perkawinannya. Hal ini akan sangat berpengaruh untuk keharmonisan rumah tangga yang diharapkannya, yaitu keluarga yang bahagia dan sejahtera.