Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3103
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Ahmad Hawasi | - |
dc.contributor.author | Hana Fauzia, 18210978 | - |
dc.date.accessioned | 2023-06-21T03:45:33Z | - |
dc.date.available | 2023-06-21T03:45:33Z | - |
dc.date.issued | 2022 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3103 | - |
dc.description.abstract | Penelitian ini dilatarbelakangi terjadinya Fenomena Quarter-life crisis pada rentan usia 18-30 tahun (fase dewasa awal). Adanya tekanan dan kecemasan pada diri individu di fase tersebut seperti perasaan akan ketidakpastian, krisis identitas, problematika kehidupan, pendidikan, pekerjaan, karir hingga finansial menjadi suatu permasalahan yang tidak bisa dianggap sepele. Berdasarkan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI pada Tahun 2019, bunuh diri menempati peringkat kedua sebagai penyebab kematian pada kelompok umur 15-29 tahun; dan berdasarkan Data Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (PDSKJI) dalam “Permasalahan Psikologis 2 Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia”–Hasilnya sebanyak 75% ada masalah psikologis yang meliputi cemas, depresi, trauma psikologi dan percobaan bunuh diri sebagai upaya mengakhiri permasalahan yang dipicu dari respons negatif dalam diri individu berupa rasa benci pada diri sendiri. Berangkat dari persoalan dan data tersebut, maka tindakan mencintai diri sendiri (self-love) menjadi penting bagi keberlangsungan kesehatan fisik maupun mental, dan dibutuhkan sebagai upaya untuk mencintai diri seutuhnya. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan meneliti berbagai teknik yang dapat diterapkan sebagai self-love perspektif Al-Qur’an dan kontekstualisasinya di era sekarang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang bersifat kualitatif (library research). Menggunakan pendekatan teori self-love yang ditawarkan oleh Sarah-Len Mutiwasekwa untuk menganalisis penafsiran Waḥbah al-Zuhailī dalam Tafsīr Al-Munīr. Adapun sumber penulisan data primer diambil dari Kitab Tafsir al-Munīr Fi al-‘Aqīdah Wa al-Syarī’ah Wa al-Manhaj karya Waḥbah al-Zuhailī, dan data sekunder diambil dari buku-buku, jurnal, tesis, artikel dan lain sebagainya yang berkaitan dengan pembahasan penelitian. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa: Pertama, penerimaan terhadap diri sendiri; berdamai dengan masa lalu; optimis dengan masa depan; bersyukur; memiliki hubungan yang positif dengan lingkungan; berani memaafkan; dan tidak zalim pada diri merupakan teknik yang dapat diterapkan sebagai teknik self-love perspektif Al-Qur’an. Kedua, konsep self-love dalam kitab Tafsīr Al-Munīr ialah meliputi ikhtiar, sabar, syukur, tadabbur, hablum minannas, berani memaafkan, dan pentingnya memiliki tujuan hidup. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta | en_US |
dc.subject | Self-Love | en_US |
dc.subject | Quarter-life Crisis | en_US |
dc.subject | Penerimaan Diri | en_US |
dc.subject | Dama Masa Lalu | en_US |
dc.subject | Bersyukur | en_US |
dc.subject | Memaafkan | en_US |
dc.title | Konsep Self-Love Dalam Al-Qur’an (Analisis Tafsīr Al-Munīr Karya Waḥbah Al-Zuhailī W. 2015 M) | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
18210978.pdf Restricted Access | 1.59 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.