Pendidikan Karakter Religius Melalui Metode Keteladanan

Abstract

Pendidikan karakter religius merupakan pendidikan yang urgen bagi setiap individu. Di Indonesia pendidikan karakter menjadi salah satu topik yang menarik untuk dikaji dan berperan penting dalam mewujudkan pembangunan Nasional jangka panjang dan menjadi fokus pada setiap jenjang pendidikan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui konsep pendidikan karakter religius melalui metode keteladanan. Penelitian ini mengkaji tentang pendidikan karakter religius melalui metode keteladanan. Banyak metode yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar, namun dalam pendidikan karakter metode keteladanan adalah salah satu metode yang paling penting untuk digunakan oleh pendidik. Beberapa persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu pembahasan mengenai pendidikan karakter, perbedaannya dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada pendidikan karakter religius melalui metode keteladanan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan atau library research. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis dengan beberapa metode yaitu metode deduktif, metode induktif dan metode komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode keteladanan memiliki keberhasilan serta efektifitas yang tinggi dalam pendidikan karakter religius bagi peserta didik dengan syarat dilakukan secara berkesinambungan serta membutuhkan konsistensi antara lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Selain itu pendidikan karakter religius melalui metode keteladanan ini perlu dilakukan sejak anak usia dini agar proses pembentukan peserta didik menjadi pribadi yang berkarakter mulia lebih mudah terwujud. Dalam proses pembentukan dan penanaman nilai-nilai karakter religius melalui metode keteladanan ini dilakukan dengan tiga tahapan yaitu pertama tahap penanaman nilai-nilai pengetahuan tentang karakter atau moral knowing, kedua yaitu membentuk peserta didik menjadi pribadi yang memiliki perasaan moral atau sensitifitas terhadap nilai-nilai moral yang disebut dengan moral feeling, dan terakhir yaitu dilakukan memberikan keteladanan dalam bertindak sebagai implementasi dari pengetahuan moral dan perasaan moral atau biasa disebut dengan moral action.