Karakteristik Manuskrip Al-Qur`An Koleksi Kesultanan Kutaringin Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah

Abstract

Kesultanan Kutaringin memiliki banyak peninggalan bersejarah, salah satunya manuskrip Al-Qur`an. Manuskrip Al-Qur`an tersebut tersebar di dua istana, yakni Astana Al-Nursari dan Istana Mangkubumi. Istana Mangkubumi menyimpan delapan jilid manuskrip Al-Qur`an, yang terdiri dari tujuh mushaf yang saling berkaitan dan satu mushaf lengkap 30 juz. Berdasarkan penelusuran awal yang dilakukan oleh penulis, dapat dipastikan bahwa mushaf-mushaf tersebut belum tercatat dalam pangkalan data mushaf Al-Qur`an di Asia Tenggara yang dikelola oleh LPMQ. Maka dari itu, penelitian terkait manuskrip Al-Qur`an tersebut perlu dilakukan, khususnya dari sisi aspek tekstualnya (‘Ulūmul Qur`ān), untuk mengetahui karakteristik penulisan mushaf secara menyeluruh. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap karakteristik manuskrip Al-Qur`an koleksi Kesultanan Kutaringin di Istana Mangkubumi, khususnya dari aspek tekstualnya. Karakteristik dari mushaf tersebut akan diketahui melalui analisis terhadap teks ayat dan aspek-aspek lain yang berkaitan, berdasarkan teori-teori dalam ‘Ulūmul Qur`ān. Penelitian ini bersifat kepustakaan sekaligus lapangan. Penggabungaan ini diperlukan jika data tidak cukup representatif dalam mengambil kesimpulan. Jenis penelitian ini adalah kualitatif, yakni penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu aspek. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah mushaf ketujuh yang ada di Istana Mangkubumi dan beberapa sumber sekunder lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa manuskrip Al-Qur`an koleksi Kesultanan Kutaringin di Istana Mangkubumi, khususnya mushaf pertama sampai dengan mushaf ketujuh, memiliki karakteristik yang identik dengan gaya penyalinan mushaf dalam tradisi mushaf Turki Usmani (Ottoman). Hal ini terlihat dari penulisan beberapa aspek tanda baca (ḍabṭ), tanda pembagian Al-Qur`an (ḥizb) dan kaligrafi yang digunakan. Didukung pula dengan aspek kodikologi mushaf, khususnya iluminasi mushaf yang sangat jelas menggunakan gaya Turki, serta kolofon berbahasa Melayu yang sangat memungkinkan mushaf ini disalin di Terengganu dengan pengaruh kuat gaya Turki.