Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3371
Title: | Konsep Al-Rijs dalam Al-Qur’an (Aplikasi Semantik Toshihiko Izutsu) |
Authors: | Mu’tasimah, 18211016 |
Advisor: | Muhammad Azizan Fitriana |
Issue Date: | 2022 |
Publisher: | Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta |
Abstract: | Skripsi ini membahas tentang kata ar-Rijs dalam al-Qur’an. Untuk meneliti suatu kata, analisis semantik Toshihiko Izutsu dapat digunakan sebagai langkah untuk mengetahui makna suatu bahasa. Dalam kehidupan ini bahasa menjadi kompenen terpenting, bagaimana tidak salah satu sifat yang dimiliki manusia adalah bahasa. Hal ini perlu dilakukan karena bahasa berfungsi sebagai sistem tanda, alat komunikasi dan alat menyampaikan informasi. Berdasarkan apa yang telah diungkapkan di atas, maka dapat diketahui bahwa penulis dalam merusmuskan masalah pada skripsi ini berfokus pada kata ar-Rijs. Dalam memahami Al-Qur’an banyak pendekatan yang bisa diterapkan, diantaranya adalah dengan memakai pendekatan semantik yang diusung oleh Thoshihiko Izutsu. Salah satu kasus yang diangkat dengan pendekatan semantik Tashihiko Izutsu adalah untuk memahami konsep Ar-Rijs, pilihan dengan menggunakan semantik pada pemahaman Al-Qur’an akan ada langkah yang harus dilakukan dalam semantik Tashihiko yaitu Langkah pertama mencari kata kunci, yang kedua mencari makna dasar, yang ketiga mencari makna relasional yang meliputi analisis sintagmatik dan para digmatik, lalu kemudian mencari makna sinkronik dan diakronik yang meliputi 3 masa yakni, pra qur’anik, qur’anik dan pasca qur’anik, dan menentukan weltanschoung. Data Teknik yang dipakai dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah bersifat kepustakaan. Sementara metode yang digunakan dalam penelitian ini, bagaimanapun adalah pendekatan linguistik semantik yang didukung Thosihiko Izutsu karena menganalisis masalah bahasa dalam urutan makna. Penulis dalam hal ini menyimpulkan bahwa secara komprehensif konsep rijsun memiliki perkembangan makna yang pada awalnya memiliki makna gemuruh menjadi sesuatu yang berubah total dan lebih mengarah kepada hal negatif seperti makanan kotor dan perbuatan kotor. Perbedaan makna yang kemudian muncul pada Pasca Qur’an mulai dari Klasik, Pertengahan dan Kontemporer itu muncul karena perbedaan penggunaan dengan penambahan item. Kata rijsun digunakan oleh orang-orang yang tidak berpendidikan di era pra-Qur'an untuk menunjuk sesuatu yang bergemuruh, terkait dengan peristiwa alam, dan tidak memiliki nilai-nilai agama. Kata rijsun mengembangkan makna di era Al-Qur'an yang terkait erat dengan prinsip-prinsip agama, seperti balasan dari Allah, perbuatan keji, makanan kotor, dan orang munafik |
URI: | http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3371 |
Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
18211016.pdf Restricted Access | 1.68 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy | |
18211016_Publik.pdf Restricted Access | 1.17 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.