Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3372
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Rifdah Farnidah | - |
dc.contributor.author | Ma’sumah Ibrizi, 18211006 | - |
dc.date.accessioned | 2023-11-15T07:25:39Z | - |
dc.date.available | 2023-11-15T07:25:39Z | - |
dc.date.issued | 2022 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3372 | - |
dc.description.abstract | Penelitian ini berfokus untuk mengkaji pemahaman manusia tentang makna tawakal yang sebenarnya. Hal ini dikarenakan di zaman yang semakin modern ini, banyak yang mengartikan tawakal hanya sebagai upaya terakhir yang tidak membutuhkan usaha. Pemahaman tentang tawakal yang benar akan berdampak positif bagi individu dan masyarakat. Pemahaman yang buruk tentang tawakal membawa seseorang ke jurang yang hanya bisa diukur dengan mata telanjang. Dengan latar belakang tersebut, penulis memfokuskan pada perumusan masalah sebagai berikut. 1) Bagaimana Tafsiran Syaikh Nawawi l-Bantani tentang ayat-ayat Tawakal dalam kitab tafsir Marᾱh Labῑd? 2) Bagaimana Konsep Tawakal menurut Syaikh Nawawi al-Bantani. Skripsi ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian pustaka (library research). Metode yang digunakan adalah deskriptif, yaitu dengan gambaran dan representasi yang jelas dan transparan tentang objek yang diteliti. Kesimpulan dan hasil kajian yang dapat penulis peroleh adalah Syaikh Nawawi al-Jawi al-Bantani tentang definisi Tawakal sebagai tumpuan akhir dari setiap usaha dan ikhtiar yang dilakukan. Artinya, sudah sepatutnya seorang mukmin menyerahkan urusannya kepada Allah dan berserah diri dengan apa yang menjadi keputusanNya. Dalam hal ini berarti setiap muslim harus giat berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya serta bertawakal. Kesadaran yang meningkat akan pengendalian diri menyebabkan orang mendedikasikan iman mereka untuk tidak pernah mengeluh tentang kesalahan yang telah mereka buat. Karena mereka benar-benar percaya ada pelajaran di balik segalanya. Sedangkan M. Quraish Shihab menyebutkan “Tawakal berakar kata sama dengan wakil, bukan berarti penyerahan secara mutlak kepada Allah SWT, akan tetapi penyerahan tersebut harus di dahului dengan usaha manusiawi. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta | en_US |
dc.subject | Tawakkal | en_US |
dc.subject | Perspektif Al-Qur'an | en_US |
dc.subject | Nawawi Al-Bantani | en_US |
dc.title | Konsep Tawakkal Dalam Al-Quran Persepektif Syekh Nawawi Al-Bantani (Studi Analisis Tafsir Marah Labid) | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
18211006.pdf Restricted Access | 2.29 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy | |
18211006_Publik.pdf | 1.2 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.