Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3384
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSofian Effendi-
dc.contributor.authorMiyaah Salsabilla, 19211233-
dc.date.accessioned2023-11-16T02:31:39Z-
dc.date.available2023-11-16T02:31:39Z-
dc.date.issued2023-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3384-
dc.description.abstractPenelitian ini dilatarbelakangi karena adanya keraguan terhadap Nabi Adam yang diyakini sebagai manusia pertama di bumi, karena secara ilmiah, topik tentang siapa manusia pertama masih banyak menimbulkan kontroversi. Perihal surga seperti apa, buah apa yang dimakan Nabi Adam sehingga dikelurkan dari surga dan lokasi di bumi tempat Nabi Adam diturunkan juga menimbulkan banyak penafsiran di kalangan para mufassir, bahkan kisah Nabi Adam juga banyak beredar luas, akan tetapi kisahnya tidak berasal dari Al-Qur’an, hal ini karena banyaknya pencerita yang ingin menampilkan kisah secara menarik tetapi tidak bersandar kepada riwayat yang shahih. Maka dari itu penelitian ini akan berfokus pada pembahasan mengenai perbedaan penafsiran Kisah Nabi Adam dengan menggunakan sumber perbandingan dari beberapa kitab tafsir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan (library research). Sumber primer dalam penelitian ini adalah Al-Qur’an, Tafsir Al-Qur’an Al-‘Aẓīm karya Ibnu Kaṡīr (w. 774 H/1373 M), Tafsir Al-Munīr Maraḥ Labid karya Syaikh Nawawi Al-Bantani (w. 1314 H/1897 M), dan Tafsir Al-Marāghi karya Ahmad Mustāfa Al-Marāghi (w. 1952 M). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentatif dengan analisa deskriptif-analisis. Adapun pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan perbandingan atau muqaran. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa kisah Nabi Adam yang dipaparkan oleh ketiga mufassir yang digunakan penulis dalam penelitian ini memiliki perbedaan penafsiran yang dominan, hal ini karena faktor kecenderungan ilmu yang dimiliki masing-masing mufassir dan karena faktor kitab tafsir mereka yang memiliki perbedaan dalam sumber, metode dan corak penafsiran. Dari perbandingan ketiga penafsiran ini dapat disimpulkan bahwa adanya mahkluk yang Allah ciptakan sebelum Nabi Adam di bumi, akan tetapi makhluk tersebut bukan dari golongan manusia, dengan begitu Nabi Adam tetaplah sebagai makhluk dari jenis golongan manusia pertama yang Allah ciptakan di bumi. Pohon yang diperdebatkan dalam kisah ini hanya Allah SWT yang mengetahui kebenarannya, dan kita sebagai umat islam wajib meyakini tanpa harus mengetahui kebenarannya. Tempat dimana Nabi Adam dan Siti Hawa diturunkan, kebanyakan ulama berpendapat bahwa Nabi Adam as turun di India dan Siti Hawa di Jeddah. Mengenai beberapa kalimat yang diterima Nabi Adam dari Allah SWT, ketiga mufassir menyebutkan bahwa, kalimat itu terdapat dalam firman Allah QS. Al-A’rāf [8]: 23.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherInstitut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectKisahen_US
dc.subjectKronologien_US
dc.subjectNabi Adam asen_US
dc.subjectTafsiren_US
dc.titlePerbedaan Mufassir Tentang Kisah Nabi Adam as Dalam Surah Al-Baqarah (Studi Perbandingan Tafsīr Ibnu Kaṡīr, Tafsīr Al-Munīr Maraḥ Labīd dan Tafsīr Al-Marāghī)en_US
dc.typeSkripsien_US
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
9-19211233.pdf
  Restricted Access
2.23 MBAdobe PDFView/Open Request a copy
9-19211233_Publik.pdf
  Restricted Access
1.42 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.