Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3389
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Sri Tuti Rahmawati | - |
dc.contributor.author | Idi Nurfitriani, 19211198 | - |
dc.date.accessioned | 2023-11-16T02:49:49Z | - |
dc.date.available | 2023-11-16T02:49:49Z | - |
dc.date.issued | 2023 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3389 | - |
dc.description.abstract | Seiring berkembangnya zaman, bidang keilmuan tafsir Al-Qur’an banyak membahas mengenai permasalahan-permasalahan yang terjadi di era modern saat ini, terutama hal-hal yang berkaitan dengan isu-isu perempuan. Hal tersebut menjadi tantangan bagi para cendikiawan untuk membahas mengenai isu-isu tersebut agar terjawab secara tuntas. Seperti isu mengenai wanita karir yang sampai saat ini masih banyak perbedaan pendapat akan hal tersebut dan menjadi diskusi yang hangat di kalangan cendikiawan tafsir. Maka dalam penelitian ini, penulis bermaksud mengkaji mengenai wanita karir menurut perspektif Al-Qur’an dari tiga sudut pandang tafsir yaitu dalam kitab tafsir Al-Nūr karya Hasbi ash-Shiddiqy, Al-Munīr karya Wahbah az-Zuhaili, dan Al-Azhar karya Buya Hamka. Penulis menggunakan jenis penelitian library reasarch (kajian pustaka) dimana sumber data primernya adalah kitab Al-Nūr karya Hasbi ash-Shiddiqy, Al-Munīr karya Wahbah az-Zuhaili, dan Al-Azhar karya Buya Hamka. Sementara sekunder menggunakan literatur-literatur yang terkait dengan penelitian yang dibahas oleh penulis. Dalam proses pengumpulan data, penulis menggunakan metode dokumentasi dan untuk pendekatan penelitian menggunakan analisis komparasi atau perbandingan . Adapun hasil analisis penelitian ini yaitu, pertama, secara garis besar hasil penelitian ini berkisar pada pembahasan mengenai sudut pandang mufassir terkait kebolehan wanita dalam berkarir di luar rumah. Kedua, terkait persamaan dan perbedaan. Persamaan yaitu ketiga mufassir sama-sama menjelaskan bahwa laki-laki dan perempuan mendapatkan pahala yang sama sesuai dengan amal perbuatan yang mereka lakukan. Perbedaannya terdapat pada aspek pekerjaan dan kemampuan dari laki-laki dan perempuan itu sendiri. Hasbi ash-Shidiqi menafsirkan ayat ini bahwasanya laki-laki dan perempuan memiliki kemampuannya masing-masing dalam melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan kodratnya. Wahbah az-Zuhaili menjelaskan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki pekerjaan khusus untuk masing-masing. Sedangkan Buya Hamka berpendapat bahwasanya pekerjaan laki-laki dan perempuan harus dibedakan. Ketiga, relevansi pandangan mufasir mengenai wanita karir dengan peristiwa yang ada di era modern saat ini, yakni relevan. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta | en_US |
dc.subject | Wanita Karir | en_US |
dc.subject | Perspektif Al-Qur'an | en_US |
dc.subject | Tafsir Al-Nūr | en_US |
dc.subject | Tafsir al-Munīr | en_US |
dc.subject | Tafsir al-Azhar | en_US |
dc.title | Wanita Karir Dalam Perspektif Al-Qur'an (Studi Komparatif Tafsir Al-Nūr, Tafsir Al-Munīr dan Tafsir Al-Azhar) | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
14-19211198.pdf Restricted Access | 1.78 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy | |
14-19211198_Publik.pdf Restricted Access | 1.28 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.