Kualitas Bacaan Al-Qur’an Santri (Studi Kasus di TPQ Al-Hidayah Jatimulya, Bekasi Timur)

Abstract

Skripsi ini dilatarbelakangi oleh kegelisahan penulis yang pernah mendengar bacaan Al-Qur’an santri TPQ Al-Hidayah pada saat KKL dan pernah diminta untuk membantu menyimak bacaan Al-Qur’an santri-santri di sana, yang mana beberapa santri bacaan Al-Qur’an nya masih kurang tepat, kurangnya pengetahuan terhadap ilmu tajwid dan banyak kesalahan pada hukum-hukumnya. Oleh karena itu, penulis tertarik ingin meneliti dan mengkaji tentang kualitas bacaan Al-Qur’an santri Taman Pendidikan Al-Qur’an Al-Hidayah. Adapun yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana kualitas bacaan Al-Qur’an santri TPQ Al-Hidayah dan faktor yang mempengaruhi kualitas bacaan murid TPQ Al-Hidayah. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan dan data yang didapatkan adalah data kualitatif. Sumber data primer yang penulis gunakan adalah data yang didapatkan dari 17 santri TPQ Al-Hidayah, guru TPQ Al-Hidayah, dan DKM musholla Al-Hidayah. Sedangkan sumber data sekunder berupa jurnal, buku-buku, dan website terkait ke Al-Qur’an an salah satunya yaitu Buku Cara Cepat Belajar Tajwid Praktis. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Lalu teknik analisa data yang digunakan adalah deskriptif analisis. Kemudian pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ilmu tajwid dengan menggunakan teori Metode Iqro’ oleh KH. As’ad Humam. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah, pertama, setelah melakukan penilaian keseluruhan terhadap 17 orang santri, yang penulis dapati yaitu rata-rata santri TPQ Al-Hidayah masih termasuk kategori nilai D (kurang). Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian penulis setelah mendengarkan surah-surah yang sudah ditentukan, pada aspek hukum Nun Mati dan Tanwīn, Mad, Makhārijul Ḥurūf, dan Ṣifāt Ḥurūf rata-rata yang didapatkan masuk pada kategori nilai D (kurang). Meskipun pada aspek Mim Mati dan Qalqalah berkategori nilai A (sangat baik) serta aspek Ghunnah berkategori nilai B (baik). Dari 7 aspek, rata-rata memperoleh kategori nilai D (kurang). Kedua, faktor pendukung yaitu kualitas tenaga pengajar, semangat belajar santri, dan fasilitas atau sarana. Faktor penghambat yaitu kemampuan setiap santri berbeda-beda, kesadaran pentingnya ilmu tajwid, dan kurangnya tenaga pengajar dan waktu pembelajaran.