Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3426
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSofian Effendi-
dc.contributor.authorNur Anisa Oktaviyanti, 18211258-
dc.date.accessioned2023-11-16T08:33:47Z-
dc.date.available2023-11-16T08:33:47Z-
dc.date.issued2023-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3426-
dc.description.abstractPenelitian ini dilatarbelakangi kemajuan masyarakat modern saat ini, manusia mengalami perkembangan yang beragam dalam perilaku dan kegiatan manusia di muka bumi terkadang menghadirkan tantangan dalam menilai sikap-sikap mana yang masih sesuai dengan tuntunan agama. Hal ini memerlukan penelitian lebih lanjut karena terdapat perilaku dan kegiatan pada zaman modern yang tidak sesuai dengan tuntunan agama dikarenakan minimnya kesadaran mengenai tabarruj di dalam Al-Qur’an yang seringkali diabaikan oleh umat Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penafsiran para mufasir kontemporer pada ayat tabarruj jāhiliyyah. Konsep jāhiliyyah yang mengacu pada kegelapan moral spiritual sebelum kedatangan Islam tidak bergantung pada waktu, tempat, kemajuan ilmu pengetahuan serta peradaban umat manusia. Adapun metode yang digunakan di dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif, jenis penelitian kepustakaan (library research). Sumber data primer yang digunakan ialah Kitab Tafsir al-Marāgī karya Ahmad Musṭofa Al-Marāgī (w. 1952 M), Tafsir Al-Munīr karya Waḥbah al-Zuhailī (w. 2015 M) dan Tafsir Kemenag. Teknik pengumpulan data yang gunakan adalah teknik dokumentatif dengan metode analisis komparatif. Sedangkan pendekatan di dalam penelitian ini yaitu Maudhu’i dan Muqaran (perbandingan). Hasil yang didapat dari penelitian ini ialah ditemukannya perbandingan makna Tabarruj al-Jāhiliyyah menurut ketiga mufasir kontemporer yang penulis gunakan, meskipun ketiga penafsiran tersebut tidak jauh berbeda. Selanjutya, dapat ditarik kesimpulan Allah SWT. memerintahkan istri-istri Nabi dan para perempuan mukminin untuk senantiasa tinggal dirumah, tidak keluar kecuali bila ada keperluan. Perempuan juga dilarang memperlihatkan dan memamerkan perhiasan serta bagian-bagian tubuh yang menarik perhatian laki-laki seperti, dada dan leher serta bertingkah laku seperti orang-orang jāhiliyyah dahulu sebelum datangnya Islam. Allah SWT. melarang mengerjakan keburukan serta diperintahkan mengerjakan kebajikan seperti menegakkan shalat, menunaikan zakat serta menaati perintah Allah dan rasul-Nya. Adapun kontekstualisasi Tabarruj al-Jāhiliyyah pada masa sekarang diiringi oleh perkembangan jejaring Media Sosial, seperti Youtube, Instagram dan Tiktok, seringkali perempuan mengunggah foto atau live streaming dengan berdandan secara berlebihan dan memamerkan bagian tubuh yang menarik darinya. Apabila laki-laki melihat perempuan tersebut kemudian timbul syahwat nya, maka hal ini juga termasuk perbuatan tabarruj, meskipun laki-laki tidak berada langsung bersama perempuan tersebut.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherInstitut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectTabarrujen_US
dc.subjectTafsir Al-Marāgīen_US
dc.subjectTafsir Al-Munīren_US
dc.subjectJāhiliyahen_US
dc.subjectTafsir Kemenagen_US
dc.titleTabarruj al-Jāhiliyyah dalam Perspektif Mufasir Kontemporer (Studi Komparatif Tafsir Al-Marāgī, Tafsir Al-Munīr dan Tafsir Kemenag)en_US
dc.typeSkripsien_US
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
43-19211258.pdf
  Restricted Access
1.53 MBAdobe PDFView/Open Request a copy
43-19211258_Publik.pdf
  Restricted Access
1.11 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.