Resepsi Santri Terhadap Tahfizh Al-Qur'an (Studi Living Qur’an di Pondok Qur’an “Cahaya Diatas Cahaya”)

Abstract

Kegiatan taḥfīẓ Al-Qur’an atau menghafal Al-Qur’an terus berkembang dan semakin populer di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Namun, tantangan dalam menghafal Al-Qur'an semakin kompleks karena pengaruh budaya populer, teknologi digital, lingkungan sekitar, dan tuntutan kehidupan sehari-hari. Hal ini menyebabkan berbagai pemaknaan dan resepsi terhadap Al-Qur`an, terutama dalam konteks menghafalnya. Pondok Qur'an Cahaya Diatas Cahaya, yang menjadi fokus penelitian ini merupakan Pondok Al-Qur’an pertama di daerah Kaur Bengkulu. Selain tantangan yang telah disebutkan, pondok ini juga berada di tengah mayoritas masyarakat setempat yang belum secara luas menghafal Al-Qur'an dan memiliki interaksi yang masih rendah dengan Al-Qur'an. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana santri merespons dan menerima program menghafal Al-Qur'an di Pondok Qur'an CDC Kaur. Masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah: Bagaimana resepsi santri terhadap taḥfīẓ Al-Qur’an di Pondok Qur’an CDC? dan Bagaimana analisa resepsi santri terhadap taḥfīẓ Al-Qur’an dan pengaruhnya pada kehidupan santri?. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi living Qur’an menggunakan data dari penelitian lapangan (field research) dengan metode kualitatif. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian iniyaitu teori resepsi oleh Ahmah Rafiq. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan taḥfīẓ Al-Qur’an diresepsi berbeda-beda oleh para santri pondok Qur’an CDC Kaur Santri pondok Qur'an Cahaya Diatas Cahaya Kaur menunjukkan berbagai macam resepsi yang positif terhadap tahfīẓ Al-Qur'an diantaranya, memberikan rasa bangga dan bahagia, mencintai Al-Qur’an dan keinginan menjadi ḥāfīż Qur'an, peningkatan ilmu dan wawasan tentang Al-Qur'an, kedekatan dengan Allah dan ketenangan hati, ingin membahagiakan orang tua, peningkatkan intelektual dan prestasi akademik, perubahan akhlak dan keinginan menjadi anak sholeh, dan keinginan mendapatkan syafaat di akhirat, serta menjadi pengajar dan ahli Al-Qur’an dan dikelompokkan menjadi tiga kategori: aspek emosional, aspek spiritual, dan aspek intelektual serta keahlian dan dampaknya terhadap kehidupan santri meliputi penguatan emosional, pendorong pertumbuhan spiritual, peningkatan intelektual, serta pengembangan keahlian dalam bidang Al-Qur'an.