Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3451
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Mamluatun Nafisah | - |
dc.contributor.author | Sopiah, 19211321 | - |
dc.date.accessioned | 2023-11-20T03:38:11Z | - |
dc.date.available | 2023-11-20T03:38:11Z | - |
dc.date.issued | 2023 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3451 | - |
dc.description.abstract | ulu dan bisa jadi sampai sekarang, sebagian orang menganggap bahwa doa tidak berguna. Mereka berkata “Untuk apa berdoa, sedangkan Allah Maha mengetahui apa yang dibutuhkan dan terbaik untuk hamba-Nya? Sehingga terbitlah buku Berdoa Ataukah Menyuruh Tuhan karya Agus Mustofa yang di dalamnya memuat tanya jawab masalah doa. Namun, yang menarik Agus Mustofa mengatakan bahwa Allah Swt tidak pernah menyuruh hambanya untuk banyak berdoa yang disuruh adalah banyak berzikir dan bertasbih, sehingga ia berkesimpulan bahwa doa tidak perlu dijadikan rutinitas, melainkan cukup sebagai jalan keluar atas kebuntuan permasalahan. Kemudian, ia juga mengatakan bahwa berdoa tanpa tahu makna sama dengan membaca mantra, sehingga termasuk lalai. Didasari kesimpulannya tersebut, membuat penulis tertarik untuk menelitinya, sebab kesimpulannya bertolak belakang dengan kebiasaan orang muslim. Untuk itu tujuan dari penelitian ini guna mengetahui bagaimana metode Agus Mustofa dalam memaknai suatu ayat sehingga ia berkesimpulan demikian, juga untuk menganalisa status al-dakhīl dalam interpretasinya. Secara metodologis, penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kualitatif berbasis kepustakaan (library research). Sumber data yang digunakan adalah buku Berdoa Ataukah Menyuruh Tuhan serta buku, artikel ataupun lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Sedangkan, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentatif. Sementara, teknik analisa data deskriptif-analisis. Sedangkan, untuk pendekatan penelitian meminjam teori kritik al-dakhīl ‘Abd al-Wahhāb Fāyed. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu, Pertama, Agus Mustofa beranggapan bahwa doa tanpa mengetahui maknanya sama dengan membaca mantra. Selain itu, ia juga memahami bahwa doa tidak perlu dijadikan rutinitas, sebab Allah tidak pernah menyuruh hamba-Nya untuk banyak berdoa. Kedua, terdapat status al-dakhīl al-ra’yi yang maqbūl pada tema Berdoa Bukan Membaca Mantra dan tema Doa Yang Membosankan. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta | en_US |
dc.subject | al-dakhīl | en_US |
dc.subject | doa | en_US |
dc.subject | interpretasi | en_US |
dc.subject | Agus Mustofa | en_US |
dc.title | al-Dakhīl dalam Buku Berdoa Ataukah Menyuruh Tuhan Karya Agus Mustofa (l. 1382 H/1963 M): Studi Analisis al-Dakhīl ‘Abd al-Wahhāb Fāyed (w.1420 H/1999 M) | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
68-19211321.pdf Restricted Access | 2.87 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy | |
68-19211321_Publik.pdf Restricted Access | 2.21 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.