Tradisi Zikir Dalam Mujahadah (Studi Living Qur’an di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Kebayoran Lama Cabang Jakarta Selatan)

Abstract

Di era sekarang kehidupan mahasiswa lebih mengutamakan aktivitas yang bersifat pragmatif atau instan yang lebih menguntungkan dari segi materi. Jika dikaitkan dengan praktek keagamaan di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini, tentu akan mengutamakan ritual agama yang dilakukan secara sederhana, praktis dan tanpa menghabiskan waktu yang banyak, dilakukan untuk menggugurkan kewajiban sebagai kader PMII. Dengan kesibukan aktivitas kader PMII sebagai seorang mahasiswa yang tidak akan meninggalkan kegiatan keagamaan, sehingga hiduplah sebuah kebiasaan atau tradisi yang di sebut mujāhadah. Akan tetapi benyak dari kader PMII Kebal tidak mengetahui bagaimana praktik zikir mujahadah dan bagaimana pemaknaan dari zikir mujahadah yang ada di PMII Kebal. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif studi living Qur’an agar dapat memahami fenomena yang dialami. Adapun Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan pendekatan penelitian menggunakan teori resepsi fungsional Al-Qur’an. Berdasarkan analisis penulis yang telah dilakukan telah menemukan dua poin permasalahan, yaitu: pertama, praktek pembacaan zikir mujāhadah yang dilakukan setiap hari Rabu malam Kamis ba’da Isya yang diawalai dengan tawasul kemudian membaca surat Yasin dan dilanjutkan dengan tahlil yang berpacu pada komposisi tahlil ahlusunnah wal jama’ah. Kemudian setelah tahlil dilanjukan dengan pembacaan maulid simtudduror dan mahallul qiyam. Terakhir dilanjutkan dengan mengaji kitab jurumiyah. Kedua, berbagai pemaknaan dalam zikir mujāhadah ini oleh kader PMII antara lain sebagai wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah, mempermudah segala permasalahan, meningkatkan kecintaan kepada Allah dan Rasulullah, memperkuat ukhuwah islmiyah, serta menjaga keimanan dan ketenangan hati.