Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3464
Title: | Quarter Life Crisis Perspektif Al-Qur’an (Studi Komparatif Kitab Tafsir Al-Mishbah Karya Quraish Shihab L. 1944 M dan Kitab Tafsir Al-Azhar W. 1981 M) |
Authors: | Sri Ajeng Risnawati, 19211322 |
Advisor: | Arison Sani |
Issue Date: | 2023 |
Publisher: | Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta |
Abstract: | Quarter Life Crisis (krisis dewasa awal) adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan fase kebingungan, kecemasan dan ketidakpastian yang dialami oleh seseorang ketika pada masa dewasa awal khususnya yang berusia 20 sampai 30 tahunan. Istilah ini pertama kali dicetuskan oleh Alexandra Robbins dan Abby Wilner pada tahun 2001 berdasarkan hasil penelitiannya pada kaum muda di Amerika Serikat yang memasuki abad ke-20. Adapun penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya pemahaman dan penghayatan individu terhadap nilai-nilai dan ajaran agama, terutama dalam menghadapi masalah quarter life crisis dan cara menghadapinya, padahal agama sendiri memiliki peran penting di dalamnya. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masalah quarter life crisis dan cara menghadapinya dalam pandangan Al-Qur’an berdasarkan tafsir Al-Mishbah dan tafsir Al-Azhar, mengetahui apa saja persamaan dan perbedaan dari kedua tafsir tersebut dan relevansi penafsiran ayat-ayat quarter life crisis dalam kehidupan pada masa kini. Penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research) dengan menggunakan metode analisis komparatif dan deskriptif analisis. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan komparasi dan teori Perkembangan Psikososial Erik Erikson. Hasil penelitian ini menunjukkan pertama, bahwa quarter life crisis yang dimaksud dalam Al-Qur’an meliputi: sesuatu hal yang tidak disukai yang dapat menyebabkan perubahan dalam hidupnya, kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan akan hal-hal yang dapat menyulitkan terhadap peningkatan kualitas diri, perasaan iri, membanding-bandingkan kehidupan dengan orang lain dan kesulitan maupun cobaan dalam hidup yang seseorang rasakan. Sikap yang sebaiknya diambil ketika mengalami quarter life crisis adalah optimis akan ketentuan Allah terhadap kehidupan mendatang, jangan bersikap lemah dan bersedih, berusaha semampunya, tawakal kepada Allah dan bersabar disertai dengan pikiran positif bahwa pertolongan Allah itu pasti ada. Kedua, persamaan keduanya pada aspek metodologi, sedangkan aspek perbedaan kedua mufasir pada aspek pemikiran terkait cara menghadapi quarter life crisis. Ketiga, relevansi penafsiran ayat-ayat tentang quarter life crisis terhadap kehidupan masa kini ternyata sangat berkaitan. |
URI: | http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3464 |
Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
81-19211322.pdf Restricted Access | 1.84 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy | |
81-19211322_Publik.pdf Restricted Access | 1.41 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.