Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3504
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Muhammad Ulinnuha | - |
dc.contributor.author | Shabrina Salsa Nabila, 19211305 | - |
dc.date.accessioned | 2023-11-22T08:05:20Z | - |
dc.date.available | 2023-11-22T08:05:20Z | - |
dc.date.issued | 2023 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3504 | - |
dc.description.abstract | Berdasarkan data Riskesdas 2018 bahwa remaja hingga dewasa mengalami tingkat stres yang tinggi. Remaja berusia 15-24 tahun memiliki bilangan depresi sebesar 6,2%. Beberapa faktor depresi yang dialami remaja hingga dewasa adalah hal seperti tekanan dalam bidang akademik, hubungan percintaan, atau pertemanan seperti perundungan, tekanan dari keluarga, dan permasalahan ekonomi. Hal ini dapat dikategorikan sebagai dampak negatif dari fase Quarter-Life Crisis. Akan tetapi berdasarkan hasil riset yang ada, mengatakan bahwa pemahaman kesehatan mental di Indonesia cenderung rendah dan dianggap sebagai aib. Besarnya dampak ini tentu tidak boleh disepelekan, sehingga penulis terinspirasi untuk mengisi ruang dan berkontribusi, meneliti bagaimana Al-Qur’an menggambarkan teori “Quarter Life Crisis”. Penelitian ini membahas“Quarter Life Crisis” beserta relevansinya dalam Al-Qur’an dan bagaimana bentuk menyikapinya secara individu menurut pandangan Al-Qur’an berdasarkan penafsiran Al-Ṭabarī dan Al-Zuḥailī. Penelitian ini merupakan kajian kualitatif dan kajian kepustakaan (library research). Penulis menggunakan metode pengumpulan data dokumentasi. Sumber data primernya, yaitu Tafsir al-Ṭabarī dan Tafsir al-Zuḥalī dan sumber data sekunder, berupa jurnal dan karya ilmiah yang kemudian dianalisis secara analisa deskriptif-komparatif. Kesimpulan penelitian ini adalah: Pertama, kajian penafsiran Al-Qur’an yang terkait dengan “Quarter Life Crisis” terdapat dalam QS. Al-Qaṣas ayat 14 dan gambaran dampak krisisnya terdapat dalam term khauf, ḥuzn, ḍayyiq, dan al-jaz‘. Kedua, Tafsir al-Ṭabarī dan al-Zuḥalī memiliki persamaan dari segi sumber dan perbedaan dari segi metodologi. Ketiga, Tafsir al-Ṭabarī dan al-Zuḥailī memiliki relevansi dengan teori QLC yakni dalam penafsiran kalimat balaga asyuddah, yaitu ketika seseorang mencapai usia sempurnanya kedewasaan secara emosional dan telah melalui fase krisis emosional. Sempurnanya kedewasaan saat memasuki usia 30-40 tahun. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta | en_US |
dc.subject | Quarter Life Crisis (QLC) | en_US |
dc.subject | Al-Ṭabarī | en_US |
dc.subject | Al-Zuḥailī | en_US |
dc.subject | Krisis emosional | en_US |
dc.title | Quarter Life Crisis Perspektif Tafsir Klasik dan Kontemporer (Studi Komparatif Tafsir Al-Ṭabarī dan Tafsir Al-Munīr) | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
120-19211305.pdf Restricted Access | 1.8 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy | |
120-19211305_Publik.pdf Restricted Access | 1.28 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.