Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3518
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Mujiburohman | - |
dc.contributor.author | Rahma Juwita Sari, 19211282 | - |
dc.date.accessioned | 2023-12-07T03:51:40Z | - |
dc.date.available | 2023-12-07T03:51:40Z | - |
dc.date.issued | 2023 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3518 | - |
dc.description.abstract | Skripsi ini membahas mengenai nasib akhir ahl al-fatrah studi komparasi pemikiran Fakhr Al-dīn Al-Rāzī dalam Tafsir Mafātīh Al-Gaīb dan Ḥusain Al-Ṭabāṭabā’i dalam Al-Mīzān Fī Tafsīr Al-Qur’an dengan tujuan mengetahui interpretasi mufassir dengan teologi Asy’ariah dan Syiah pada QS. Al-Maidah:19 dan QS. Al-Isra’:15 dalam menanggapi perdebatan ini. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan metode penelitian yang bersifat deskriptif-analisis komparatif, sehingga penulis mengumpulkan data-data dari kitab ataupun jurnal terkait. Setelah data terkumpul, penulis melakukan analisa dari pernyataan dan penafsiran dari sumber data penelitian, kemudian penulis membandingkan berbagai pendapat para mufassir dalam menafsirkan ayat yang dibahas agar penulis mendapatkan informasi yang di inginkan. Penelitian ini menggunakn metode library research (penelitian kepustakaan) Hasil dari penelitian ini penulis menemukan persamaan dan perbedaan dalam penafsiran oleh kedua mufassir tersebut. Adapun persamaannya adalah, dari segi penafsiran, ketika menafsirkan apa itu fatrah, keduanya sama-sama mengartikan bahwa fatrah adalah sebuah masa dimana terjadi kekosongan kenabian. Sedangkan perbedaannya adalah Al-Rāzī berpendapat bahwa ahl al-fatrah tidak bisa dikenai hukuman di akhirat nanti karena tidak adanya Rasul yang diutus untuk memberi tahu kewajiban yang harus mereka lakukan dalam hal kebaikan, menurut Al-Rāzi kewajiban kepada Allah Swt. dapat diketahui dengan adanya syari’at yang berasal dari Nabi. Sedangkan penafsiran Al-Ṭabāṭabā’i mengenai nasib ahl al-fatrah adalah, ia tidak menafikan azab secara mutlak, ia hanya meniadakan azab di dunia, untuk azab ukhrawi, mereka mendapatkan sesuai yang mereka perbuat di dunia, kewajiban yang sifatnya usul cukup diketahui dengan akal. Relevansi konsep ahl al-fatrah dalam era modern adalah bahwa orang-orang yang tidak menerima dakwah Islam secara menyeluruh, seperti di pedalaman Indonesia dan di Eropa, dapat dianggap sebagai ahl al-fatrah, dan berdasarkan prinsip ini, mereka dianggap selamat di akhirat. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta | en_US |
dc.subject | Ahl Al- Fatrah | en_US |
dc.subject | Al-Ṭabāṭabā’i | en_US |
dc.subject | Al-Rāzī | en_US |
dc.title | Konsep Ahl Al-Fatrah (Studi Komparatif antara Tafsir Mafātīh Al-Gaīb karya Fakhr Al-dīn Al-Rāzī [w. 1207 M] dan Tafsir Al-Mīzān fī Tafsīr Al-Qur’an karya Ḥusain Al-Ṭabāṭabā’i [w. 1981 M]) | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
127-19211282.pdf Restricted Access | 1.23 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy | |
127-19211282_Publik.pdf Restricted Access | 729.1 kB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.