Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3704
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorAhsin Sakho Muhammad-
dc.contributor.advisorRomlah Widayati-
dc.contributor.authorSiti Nadlifah, 220410987-
dc.date.accessioned2024-07-05T07:13:37Z-
dc.date.available2024-07-05T07:13:37Z-
dc.date.issued2024-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3704-
dc.description.abstractTesis ini bertujuan untuk menggali penafsiran Syekh Nawawi al-Bantani terkait ayat-ayat waktu salat dalam Tafsir Maraḥ Labīd. Dari sisi muatan materi, penulis memperhadapkan dengan kitab-kitab fikih beliau. Sehingga akan didapatkan metode penafsiran dan alasan yang melatarbelakanginya. Kemudian juga akan didapatkan implikasi metode penafsiran terhadap pemahaman masyarakat. Hal ini menjadi perhatian, karena dasar/dalil yang digunakan untuk menetapkan waktu salat bersumber langsung dari ayat Al-Qur`an, di samping diperjelas dengan berbagai hadis Nabi yang ada. Karenanya menjadi hal yang diperlukan untuk melihat bagaimana muatan fikih dalam kajian tafsir terkait hukum waktu salat. Selain itu, penulis mendapati karya-karya lain –selain Syekh Nawawi– di dalamnya terdapat keserupaan, baik dari materi/isi ataupun struktur penyajian. Sehingga perlu dikaji apakah keserupaan juga terjadi dalam karya Syekh Nawawi. Penelitian yang dilakukan menggunakan jenis kualitatif yang berbasis kepustakaan, dengan menggunakan sumber primer Tafsir Maraḥ Labīd dan kitab-kitab fikih karya Syekh Nawawi al-Bantani. Data yang didapatkan dengan teknik dokumentatif, serta metode yang digunakan adalah analisis-deskriptif, yakni penulis menganalisa dan mengkaji penafsiran ayat waktu salat dalam Tafsir Maraḥ Labīd, kemudian melakukan telaah dengan memadankan kepada kitab-kitab fikih dan data pendukung lainnya. Maka akan terpotret metode yang Syekh Nawawi gunakan dalam menafsirkan ayat waktu salat tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penafsiran ayat-ayat waktu salat dalam Tafsir Maraḥ Labīd sangat singkat. Penafsiran yang disajikan cenderung tekstual/kebahasaan dengan mencari lafaz lain untuk menjelaskan maksud ayat. Setelah merujuk kepada kitab-kitab fikih Syekh Nawawi, dalam Tafsir Maraḥ Labīd tidak ditemukan pembahasan fikih yang cukup luas. Termasuk materi-materi yang secara umum menjadi pembahasan dalam kajian fikih. Sehingga tidak ditemukan keserupaan dari dua disiplin keilmuan tersebut dalam pembahasan yang sama. Di antara kesimpulan yang penulis dapatkan dari hal tersebut adalah tiap-tiap karya Syekh Nawawi secara umum memiliki metode dan karakter yang berbeda. Sikap ilmiah yang beliau miliki tidak membawanya untuk melakukan plagiasi terhadap karya sendiri. Serta menjadi bukti atas keluasan dan keluwesan ilmu yang beliau miliki.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherProgram Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectWaktu Salaten_US
dc.subjectTafsir Marah Labiden_US
dc.subjectSyekh Nawawi al-Bantanien_US
dc.titleAuqat As-Salah dalam Al-Qur`an: Studi Analisis Tafsir Marah Labid li Kasyf Ma’na Al-Qur`an Al-Majid Karya Syekh Nawawi al-Bantani (1813-1897 M)en_US
dc.typeTesisen_US
Appears in Collections:Tesis S2 Ilmu Al Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
220410987_Siti Nadlifah.pdf
  Restricted Access
220410987_Tesis4.82 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.