Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3816
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Sofian Effendi | - |
dc.contributor.author | Naila Dhiya Izzatina, 20211448 | - |
dc.date.accessioned | 2024-10-28T05:16:10Z | - |
dc.date.available | 2024-10-28T05:16:10Z | - |
dc.date.issued | 2024 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3816 | - |
dc.description.abstract | Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beragamnya makna kata Qaḍā yang tidak dipahami secara kontekstual sehingga menghasilkan pemahaman yang berbeda-beda. Sehingga dilakukanlah analisis makna kata Qaḍā dengan mengungkap makna dasar dan relasional serta aspek sinkronik dan diakronik menggunakan pendekatan teori semantik Toshihiko Izutsu agar menghasilkan sebuah weltanschauung (worldview) Al-Qur’an terkait kata Qaḍā. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan kajian library research. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder dengan menggunakan teknik pengumpulan data deskriptif-analisis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kata Qaḍā secara mendasar memiliki makna yang berkaitan dengan pelaksanaan dan keputusan. Kata Qaḍā jika disandingkan dengan kata Amran maka berarti menghendaki atau menetapkan sesuatu, Al-Amr berarti selesainya suatu urusan, Ajalan, Ajalun, Al-Ajal, dan Naḥbahu berarti ditentukannya suatu batas hingga selesai atau sempurna termasuk kematian, serta Ṣalāh dan Manāsik berarti telah melaksanakan ibadah. Sinonim Qaḍā yaitu antara lain Ḥakama yang artinya keputusan atau ketetapan, lalu Atamma dan Akmala yang artinya menyempurnakan, serta Amāta yang artinya mematikan, sedangkan antonimnya ialah Qaḍā yaitu antara lain yaitu Jādala yang artinya membantah, Khażala yang artinya membiarkan, serta Nasakha yang artinya membatalkan. Berdasarkan aspek sinkronik dan diakronik, kata Qaḍā pada periode Pra-Qur’anik berarti ditentukan atau diselesaikan, pada periode Qur’anik berarti keputusan dan selesai, sedangkan pada periode PascaQur’anik secara mendasar tidak mengalami pergeseran makna secara leksikal hanya saja menghasilkan pemahaman yang berbeda dengan periode-periode sebelumnya karena seringkali digunakan dalam konteks yang berbeda. Terakhir yaitu weltanschauung kata Qaḍā yaitu berarti memutuskan atau menetapkan baik itu keputusan untuk melakukan sesuatu, untuk mematikan atau membinasakan, untuk memberikan suatu hukum atau perintah, untuk menjadikan atau menciptakan sesuatu, serta selesainya atau telah mencapai batasnya suatu perbuatan | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta | en_US |
dc.subject | Qaḍā | en_US |
dc.subject | Semantik | en_US |
dc.subject | Toshihiko Izutsu | en_US |
dc.title | Makna Qaḍā dalam Al-Qur’an (Aplikasi Pendekatan Semantik Toshihiko Izutsu [w. 1993]) | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
19-20211448.pdf Restricted Access | 1.26 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy | |
19-20211448_Publik.pdf Restricted Access | 859.47 kB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.