Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3817
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorMamluatun Nafisah-
dc.contributor.authorAnnisa Nur Fitriana, 20211367-
dc.date.accessioned2024-10-28T05:20:28Z-
dc.date.available2024-10-28T05:20:28Z-
dc.date.issued2024-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3817-
dc.description.abstractDalam perkembangan dunia modern, semua kegiatan diukur dengan nilai materi dan pamrih, melaksanakan ibadah sekedar untuk menggugurkan kewajiban karena tidak didasari rasa cinta kepada Allah. Kurangnya rasa cinta kepada Allah tersebut berakibat menurunnya jumlah umat agama Islam di Indonesia. Menurut Hamka, cinta manusia kepada Allah merupakan kecintaan seorang hamba kepada Tuhannya yang senantiasa diwujudkan dengan penghambaan yang mutlak. Maka penelitian ini menganalisa penafsiran Hamka terhadap ayat-ayat yang berkaitan dengan konsep love language, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana penafsiran Hamka terhadap konsep love language dan relevansinya pada kehidupan saat ini. Pada penelitian sebelumnya, penulis hanya mendapati penelitian yang membahas mengenai cinta secara umum dalam Al-Qur‟an, dan penelitian mengenai konsep love language untuk hubungan manusia dengan manusia. Maka dari itu, penelitian ini membahas konsep love language dalam Al-Qur‟an antara manusia dengan Allah. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan library research. Sumber data primer yang digunakan yaitu kitab Tafsir Al-Azhar dan sumber data sekunder berupa buku, artikel, jurnal, yang berkaitan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan metode dokumentatif, kemudian dianalisis menggunakan metode analisis isi dengan pendekatan psikologi. Hasil temuan dari penelitian ini yaitu penulis menemukan ada 5 term yang berkaitan dengan love language yaitu yaitu term doa dalam (QS. Al-Baqarah [2]: 186), term zikir (QS. Āli „Imrān [3]: 191), term shalat dalam (QS. Al-Baqarah [2]: 45-46), term syukur (QS. Ibrāhīm [14]:7), term infak (QS. Al-Baqarah [2]: 261), term jihad dalam (Al-Baqarah [2]: 218), term tilawah dalam (Fāṭir [35]: 29). Kelima term itu ditafsirkan Hamka sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan keimanan kepada-Nya, dan penafsiran Hamka relevan dengan 5 teori yang ada pada konsep love language yaitu word of affirmation, quality time, receiving gifts, act of service dan physical touch. Hamka menekankan pentingnya mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak berdoa dan berzikir, salat yang khusyu‟, bersyukur atas nikmatnya, infak karena Allah, berjihad di jalan Allah, dan tilawah Al-Qur‟an dengan memahami dan meresapi isinya agar Allah juga mendekat kepada kita, jiwa kita menjadi kuat, cinta dan takwa kita berpusat kepada Allah, dan keimanan kita kepada-Nya meningkat.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherInstitut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectlove languageen_US
dc.subjectHamkaen_US
dc.subjectTafsir Al-Azharen_US
dc.titleLove Language Dalam Al-Qur'an (Analisis Tafsir Al-Azhar Karya Hamka (W. 1981 H))en_US
dc.typeSkripsien_US
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
20-2011367_Publik.pdf
  Restricted Access
3.64 MBAdobe PDFView/Open Request a copy
20-20211367.pdf
  Restricted Access
6.5 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.