Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3818
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorAli Mursyid-
dc.contributor.authorAna Qutrotun Nada, 20211359-
dc.date.accessioned2024-10-28T05:23:05Z-
dc.date.available2024-10-28T05:23:05Z-
dc.date.issued2024-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3818-
dc.description.abstractPerselingkuhan merupakan fenomena dalam kehidupan keluarga yang dapat menjadi sumber konflik dalam rumah tangga yang dapat menyurutkan makna kebahagiaan dalam keluarga, namun fenomena perselingkuhan masih umum terjadi seiring dengan perubahan masyarakat dan perkembangan zaman. Sehingga perselingkuhan semakin terlihat sebagai trend hidup dari satu generasi ke generasi dengan hampir setiap media sosial mengabarkan berita aktual terkait kasus perselingkuhan secara terus menerus. Maka perlu adanya kajian tafsir terhadap ayat-ayat pencegahan perselingkuhan sebagai respon atas fenomena perselingkuhan pada era saat ini. Sehingga penelitian ini menganalisa penafsiran Wahbah Al-Zuḥailī terhadap ayat-ayat yang berkaitan dengan pencegahan perselingkuhan dan relevansi penafsiran Wahbah AlZuḥailī mengenai pencegahan perselingkuhan pada era saat ini. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Library Research (kajian pustaka). Sumber data primer dalam skripsi ini adalah Tafsir Al-Munīr fī al-Aqīdah wa al-Syarī’ah wa al-Manhaj dan sumber data sekunder dalam penelitian ini diambil dari berbagai jurnal-jurnal, kitab, buku-buku pustaka yang memuat tentang perselingkuhan. Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian penulis dengan mengumpulkan data-data literatur keilmuan dan teknik analisis data yang digunakan penulis ialah metode deskriptif analisis. sedangkan penelitian pendekatan ini menggunakan pendekatan studi tokoh dan untuk menganalisis data tafsir Al-Munīr fî alAqīdah wa al-Syarī’ah wa al-Manhaj penulis menggunakan analisis isi (content analysis). Hasil skipsi ini adalah, untuk mencegah perselingkuhan dapat dilakukan dengan menjaga pandangan, menahan hawa nafsu dan menjauhi zina karena hal tersebut berdampak pada perbuatan buruk seperti perselingkuhan, selain itu perselingkuhan dapat dicegah dengan menjaga keharmonisan keluarga karena dengan itu sesorang tidak akan mencari kenyamanan selain kepada pasangannya. Hal tersebut sejalan dengan penafsiran Wahbah Al-Zuḥailī pada QS. Yusuf [14]:24, QS. al-Nisā [4] : 34 , QS. Yusuf [14]:23 QS. al-Nūr [24]:30, QS. al-Rūm [30]:21, QS. Yūsuf [14]:53, QS. al-Isrā [17] : 32 dan QS. al-Nūr [24]:31. Dengan itu penafsiran Wahbah Al-Zuḥailī masih relevan pada zaman sekarang karena penafsiran masih sangat berkaitan dengan perilaku masyarakat era saat ini dan dapat menjadi solusi pada permasalahan tersebut sehingga mampu merespon terhadap fenomena perselingkuhan pada era saat inien_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherInstitut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectPencegahanen_US
dc.subjectPerselingkuhanen_US
dc.subjectWahbah Al-Zuḥailien_US
dc.titlePencegahan Perselingkuhan Dalam Perspektif AlQur’an (Studi Analisis Tafsir Al-Munīr Fī Al-Aqīdah Wa AlSyarī’ah Wa Al-Manhaj Karya Wahbah Al-Zuhailī W. 1434)en_US
dc.typeSkripsien_US
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
21-20211359.pdf
  Restricted Access
2.71 MBAdobe PDFView/Open Request a copy
21-20211359_Publik.pdf
  Restricted Access
1.16 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.