Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3828
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorMuhammad Ulinnuha-
dc.contributor.authorLabibah Alfi, 20211426-
dc.date.accessioned2024-10-28T05:58:06Z-
dc.date.available2024-10-28T05:58:06Z-
dc.date.issued2024-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3828-
dc.description.abstractKementerian Kesehatan tahun 2023 menyebutkan bahwa sekitar 60- 70% para ibu di seluruh dunia mengalami baby blues syndrome. WHO (2018) juga menyatakan bahwa prevalensi baby blues syndrome secara global adalah 3-8% dengan 50% kasus terjadi pada usia produktif, yaitu antara umur 20 dan 50 tahun. Data menunjukkan bahwa baby blues syndrome masih jarang diperhatikan di Indonesia dan hanya dianggap sebagai efek kelelahan setelah mengandung dan melahirkan saja. Dalam QS. Al-Baqarah [2]: 23, peran ibu digambarkan baegitu berat, sehingga tidak heran jika ibu bias mengalami baby blues syndrome. Maka dari itu, diperlukan bantuan atau dukungan dari orang terdekat, khusunya suami seperti dalam QS. Al-Nisa [4]: 34. Berdasarkan pernyataan tersebut, tulisan ini mencoba merespon masalah tersebut dengan melakukan analisis penafsiran atas QS. Al-Aḥqāf [46]: 15, QS. Al-A’rāf [7]: 189, QS. Ar-Ra’d [13]: 8, dan QS. Maryam [19]: 22-24 menggunakan perpesktif qirā’ah mubādalah. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan kajian kepustakaaan (library research). Dalam hal ini, sumber data primer yang digunakan penulis ialah buku Qirā’ah Mubādalah Faqihuddin Abdul Kodir. Adapun data sekunder berupa kitab-kitab tafsir, artikel jurnal, dan karya ilmiah lainnya yang mendukung tema pembahasan Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis yaitu dengan metode dokumentatif dengan menggunakan analisis-deskriptif, yang kemudian di analisis menggunakan pendekatan tafsir progresif keadilan gender perspektif qirā’ah mubādalah. Adapun hasil penelitian ini adalah: Pertama, secara umum dari keenam mufassir menafsirkan bahwa ayat-ayat tersebut berkaitan tentang peristiwa biologis wanita (hamil, melahirkan, dan menyusui) dan tentang kuasa Allah swt lainnya. Kedua, penafsiran ayat-ayat tentang baby blues syndrome dalam perspektif mubādalah ialah, secara lafal literal ayat-ayat tersebut hanya membahas mengenai peristiwa biologis yang hanya dialami wanita, tetapi secara makna mubādalah nya, ayat ini juga memanggil laki-laki untuk bekerjasama dalam urusan mendidik dan mengasuh anak.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherInstitut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectBaby Blues Syndromeen_US
dc.subjectMubādalahen_US
dc.subjectFaqihuddin Abdul Kodiren_US
dc.titleRespon Al-Qur’an Terhadap Fenomena Baby Blues Syndrome Pada Wanita Pasca Melahirkan (Analisis Qirā’ah Mubādalah Faqihuddin Abdul Kodir [L. 1971 M.] )en_US
dc.typeSkripsien_US
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
31-20211426.pdf
  Restricted Access
5.07 MBAdobe PDFView/Open Request a copy
31-20211426_Publik.pdf
  Restricted Access
2.37 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.