Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3843
Title: | Makna Mahannah Dalam Al-Qur'an (Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) |
Authors: | Annisa Ulhusnah, 19211141 |
Advisor: | Sofian Effendi |
Issue Date: | 2024 |
Publisher: | Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta |
Abstract: | Semantik Toshihiko Izutsu telah berpengaruh pada studi Al-Qur’ān. Teori semantiknya dijadikan sebagai salah satu pendekatan untuk memahami makna kata dalam Al-Qur’ān. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang "Makna Maḥabbah dalam Al-Qur’ān ditinjau dari Semantik Toshihiko Izutsu. Jenis penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dengan penelitian kepustakaan (library research). Data primer dalam penelitian ini bersumber dari Al-Qur’ān serta terjemahannya. Sedangkan data sekunder menggunakan buku-buku, kitab tafsir, kamus, jurnal, majalah dan media informasi lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaran datanya. Dalam skripsi ini, penulis mengungkapkan makna dan konsep kata maḥabbah yang terkandung dalam Al-Qur’ān dengan menggunakan analisis semantik yang dikembangkan oleh Toshihiko Izutsu. Semantik Al-Qur’ān menurut Toshihiko Izutsu berusaha menyingkap pandangan dunia Al-Qur’ân melalui analisis “kata kunci” Al-Qur’ân. Proses yang dilakukan adalah meneliti makna dasar dan makna relasional dengan menggunakan analisis sintagmatik dan paradigmatik, kemudian meninjau bagaimana kata maḥabbah digunakan dalam berbagai periode seperti periode pra Qur’anik, Qur’anik, dan pasca Qur’anik. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kata maḥabbah memiliki makna dasar cinta, suka, dan kasih sayang. Secara sintagmatik kata maḥabbah memiliki relasi dengan kata Kafūrin, ḍalālin, lituṣna'a, tahdī, ātal-māla. Secara paradigmatik maḥabbah memiliki relasi dengan kata alwuddu/mawāddah, Rahmāh, Al-Shaghaf, dan Ra’fah. Selain itu, terdapat kata yang kontradiktif dengan kata maḥabbah (cinta), yaitu "syanāu" (kedengkian). Pada masa pra Qur’anik, kata yang berakar pada kata cinta ada dalam puisi Imru’ul Qays. Di dalam puisinya ada kata aḥbabtu (تُ بُْحبْ َ yang) أ berakar dari ḥubb yang bermakna cinta. Kemudian setelah diturunkannya AlQur’ân, kata yang berakar pada ḥubb masih bermakna sama. Selanjutnya, pada periode pasca Qur’anik kata maḥabbah tidak mengalami pergeseran makna yang signifikan. Dan yang terakhir ialah weltanschauung kata maḥabbah, penulis melihat bahwa kebutuhan pemenuhan ruhani merupakan motif yang mendasari eksisnya kata maḥabbah hingga sekarang. |
URI: | http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3843 |
Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
46-19211141.pdf Restricted Access | 2.04 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy | |
46-19211141_Publik.pdf Restricted Access | 1.32 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.