Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3848
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorMamluatun Nafisah-
dc.contributor.authorNiki Febriani Wibowo, 20211459-
dc.date.accessioned2024-10-28T07:56:47Z-
dc.date.available2024-10-28T07:56:47Z-
dc.date.issued2024-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3848-
dc.description.abstractPola asuh orang tua merupakan salah satu komponen penting dalam membentuk karakter anak dan mempengaruhi perkembangan mental anak. Namun, melihat fenomena yang terjadi di Indonesia tidak semua anak dapat merasakan kehadiran sosok ayah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti perceraian, masalah dalam pernikahan orang tua, kematian ayah karena penyakit atau ayah yang bekerja di luar kota. Permasalahan ini sering disebut dengan istilah fatherless. Dalam pandangan Islam, ayah memiliki peran yang sangat penting. Ia bukan hanya seorang pemimpin keluarga akan tetapi juga seorang pendidik dan ayah bertanggung jawab dalam segala hal, baik secara pikiran, emosi, dan perilakunya. Oleh sebab itu, penelitian ini mengkaji penafsiran Wahbah Al-Zuhaili terhadap ayat-ayat yang berkaitan dengan konsep fatherless, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana penafsiran Wahbah Al-Zuhaili terhadap konsep fatherless dan relevansinya pada kehidupan saat ini. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan library research. Sumber data primer yang digunakan yaitu kitab Tafsir Al-Munīr dan sumber data sekunder berupa buku, artikel, jurnal, yang berkaitan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode dokumentatif, kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan psikologi. Hasil temuan dari penelitian ini yaitu penulis menemukan ayat-ayat mengenai peran ayah dalam pengasuhan anak yang berkaitan dengan fatherless yaitu pada QS. AlṢāffāt [37]: 102, QS. Yūsūf [12]: 4-5, QS. Luqmān [31]: 16-17, QS. Hūd [11]: 42, dan QS. Luqmān [31]: 13. Ayat-ayat tersebut ditafsirkan oleh Wahbah Al-Zuhaili untuk menunjukkan pentingnya peran ayah dalam membimbing, melindungi, dan mendidik anak-anaknya dengan penuh kasih sayang, kesabaran, dan kebijaksanaan. Penafsiran Wahbah Al-Zuhaili relevan dengan 5 komponen yang ada pada teori father’s involvement yaitu positive engagement activities, warmth and responsiveness, control, indirect care, dan process responbility. Wahbah Al-Zuhaili menekankan bahwa peran ayah dalam pengasuhan anak harus berdasarkan dengan nilai-nilai keislaman, yaitu dengan cara berkomunikasi yang efektif, musyawarah, dan memberikan kasih sayang serta bertanggung jawab menjadi faktor penting dalam membangun hubungan yang harmonis serta mendidik anak untuk menjadi individu yang saleh dan bermoral.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherInstitut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectfatherlessen_US
dc.subjectWahbah Al-Zuhailien_US
dc.subjectTafsir Al-Munīren_US
dc.titleFatherless dan Pengaruhnya terhadap Mental Health Anak (Kajian Tafsir Al-Munīr Karya Wahbah Al-Zuhaili [w. 2015])en_US
dc.typeSkripsien_US
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
51-20211459.pdf
  Restricted Access
1.53 MBAdobe PDFView/Open Request a copy
51-20211459_Publik.pdf
  Restricted Access
1.14 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.