Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3870
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorMamluatun Nafisah-
dc.contributor.authorAna Qotrun Nada AH, 20211358-
dc.date.accessioned2024-10-29T06:56:21Z-
dc.date.available2024-10-29T06:56:21Z-
dc.date.issued2024-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3870-
dc.description.abstractManusia diciptakan oleh Allah dengan bentuk yang paling baik dan sempurna di antara makhluk lainnya di muka bumi ini. Begitu intensnya perhatian Allah terhadap makhluk-Nya sehingga dalam Al-Qur’an Allah sering memanggil manusia dengan berbagai macam panggilan, di antaranya: al-basyar, al-nās, al-insān dan banī ādam atau żurriyat ādam. Namun kesempurnaan manusia terkadang membuatnya sombong, dan keunikannya membuat manusia mengalami kesulitan untuk memahami dirinya sendiri, karena adanya batasan dari akal manusia untuk mencapai hal-hal yang gaib. Berdasarkan pemaparan tersebut, maka tujuan penelitian ini untuk menggali dan menganalisis penafsiran Hamka terkait sifat-sifat tentang manusia dalam literatur tafsir Nusantara dan menganalisa bagaimana konsepsi dan relevansi penafsiran Hamka terhadap sifat manusia. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif dengan bentuk liblary research. Sumber primer yang digunakan dalam penelitian ini ialah dari Kitab Tafsir Al-Azhar karya Hamka, Adapun sumber sekunder nya yakni buku, karya ilmiah, artiker dan jurnal yang berkaitan dengan topik yang diteliti. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dokumentasi dan Teknik analisa data menggunakan analisis deskriptif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan psikologis kepribadian dengan teori psikoanalisis Sigmund Freud. Hasil temuan dalam penelitian ini ialah: Pertama, dalam penafsiran Hamka pada ayat tentang sifat-sifat manusia dalam Al-Qur'an terbagi menjadi positif dan negatif. Adapun ayat tentang sifat manusia dari segi positif terdapat pada QS. Al-Ṭīn [95]: 4 dan QS. Al-’Alaq [96]: 4-5, Hamka menjelaskan bahwa manusia diciptakan dengan bentuk yang paling baik dan indah dibanding makhluk lainnya di muka bumi ini. mereka diberikan ilmu pengetahuan serta pemahaman untuk lebih dekat kepada Allah. Kemudian ayat dari segi negatif terdapat pada QS. Al-Ahzāb [33]:72, QS. AlIsrā’ [17]:100, QS. Ibrāhīm [14] :34, QS. Al-Ma’ārij [70]:19-21, QS. Al-Isrā’ [17]:11, QS. Al-Ādiyāt [100]: 6, Hamka menafsirkan bahwa terdapat berbagai macam sifat tidak terpuji yang ada dalam diri manusia maka hendaknya manusia selalu mawas diri terhadap hal-hal yang dibenci Allah. Kedua, konsepsi dan relevansi penafsiran Hamka terhadap sifat manusia, Hamka menjelaskan bahwa sifat-sifat manusia dari segi negatif yang ada dalam diri manusia itu merupakan nafsu dari dalam diri manusia itu sendiri. Oleh karena itu, Allah memberikan manusia akal untuk mengendalikannya serta menjadi pembeda dengan hewan. oleh karena itu manusia seharusnya mengontrol diri mereka dari sifat dan kebiasaan yang tercela.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherInstitut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectSifat Manusiaen_US
dc.subjectTafsir Al-Azharen_US
dc.subjectHamkaen_US
dc.titleSifat-Sifat Manusia Dalam Literatur Tafsir Nusantara (Studi Analisa Kitab Tafsir Al-Azhar Karya Hamka)en_US
dc.typeSkripsien_US
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
73-20211358.pdf
  Restricted Access
1.61 MBAdobe PDFView/Open Request a copy
73-20211358_Publik.pdf
  Restricted Access
1.08 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.