Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3871
Title: | “Orang Yang Rugi Dalam Perspektif Al-Qur’an (Studi Komparatif Tafsir Marāh LabīdKarya Nawawi Al-Bantani (W. 1897 M) Dan Tafsir Al-Misbah Karya M. Quraish Shihab (L. 1944 M)) |
Authors: | Karamah Tusadiah, 20211422 |
Advisor: | Mujiburohman |
Issue Date: | 2024 |
Publisher: | Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta |
Abstract: | Pandangan manusia saat ini cenderung mengaitkan kerugian dengan aspek materi atau duniawi, seperti memiliki harta yang terbatas, jabatan rendah, anak-anaknya berpendidikan rendah, selalu mengalami kesulitan, serta sering mendapat musibah dalam kehidupan. Namun, dalam Al-Qur’an, kerugian tidak hanya dikaitkan dengan kehilangan materi atau bisnis yang tidak menguntungkan, tetapi juga mengajarkan perspektif yang lebih luas tentang kerugian, termasuk kerugian dalam aspek rohani, moral dan akhirat. Dalam hal ini, penulis ingin mengkaji tentang hakikat kerugian seseorang yang terkandung dalam Al-Qur’an, dengan tujuan untuk menjelaskan kepada manusia bahwa, kerugian tidak hanya terjadi di dunia, tetapi juga di akhirat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode dokumentatif, sumber data primer, penulis menggunakan kitab Tafsīr Marāh Labīd karya Nawawi alBantani dan tafsir al-Misbah karya M. Quraish Shihab. Sumber data sekunder diambil dari kitab tafsir, kitab hadits, buku, Skripsi, jurnal, artikel dan kamus arab. Adapun metode yang digunakan penulis adalah metode deskriptif analisis komparatif. Sebagai pisau analisis, Penulis akan menggunakan pendekatan Maudhu’I dari Abdul Hayy al-Farmawi. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah; Pertama, Nawawi alBantani dan Quraish Shihab sepakat bahwa orang yang rugi menurut perspektif Al-Qur’an adalah mereka yang celaka dan binasa sehingga mendapat siksaan di akhirat. Kedua, Nawawi al-Bantani dan Quraish Shihab terdapat perbedaan dalam menjelaskan makna rugi, Nawawi al-Bantani menjelaskan bahwa hakikat kerugian seseorang, baru terungkap ketika di akhirat, seperti tidak mendapatkan pahala dan tidak mendapatkan perlindungan dari Allah Swt. Sedangkan M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa rugi adalah apabila seseorang tidak meraih keuntungan dari modal yang dia miliki, apalagi sampai modalnya berkurang, maka dia akan lebih rugi lagi, menyia-nyiakan sesuatu yang semestinya bisa dimanfaatkan untuk meraih keuntungan, dan tidak mendapatkan anugerah dari Allah Swt. Ketiga, relevansi penafsiran keduanya terhadap orang yang rugi bahwa segala sesuatu yang menimpa seseorang, tidak selalu bernilai buruk dan merugikan, tetapi juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. |
URI: | http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3871 |
Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
74-20211422.pdf Restricted Access | 2.82 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy | |
74-20211422_Publik.pdf Restricted Access | 1.63 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.