Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3885
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorAli Mursyid-
dc.contributor.authorNirwana Kumkelo, (20211460-
dc.date.accessioned2024-10-29T08:16:11Z-
dc.date.available2024-10-29T08:16:11Z-
dc.date.issued2024-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3885-
dc.description.abstractPembahasan terkait Kepemimpinan perempuan masih menjadi suatu diskursus yang relevan untuk dibahas. Pada beberapa ayat Al-Qur’an penafsirannya dianggap mengatur peran gender dalam masyarakat. Salah satu ayat yang sering kali menjadi rujukan adalah QS. An-Nisā’ (4) ayat 34, yang secara eksplisit menyebutkan peran laki-laki sebagai pemimpin dalam keluarga. Ayat ini sering kali dipahami sebagai legitimasi dominasi laki-laki atas perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk kepemimpinan. Terdapat perdebatan tentang interpretasi Al-Qur’an terkait dengan peran dan status perempuan dalam Islam. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berupa kajian pustaka (library research). Adapun metode yang penulis gunakan dalam pengumpulan data adalah metode dokumentasi yakni berupa sumber data primer dari literatur kitab tafsir maupun data sekunder yang bersumber dari jurnal yang kemudian di analisis dengan analisa deskriptif. Sementara pendekatan yang digunakan oleh penulis adalah Teori Ma’nā cum Maghzā sahiron syamsuddin. terkait kepemimpinan perempuan berdasarkan QS. An-Nisā’ (4) ayat 34 dan An-Naml (27) ayat 23-44. Pendekatan ini menekankan pentingnya memahami makna tekstual ayat-ayat Al-Qur'an dalam konteks sejarah serta relevansi maknanya dalam konteks sosial dan budaya saat ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan perempuan dalam Islam tidak dapat dipahami secara satu dimensi melalui satu ayat saja, melainkan perlu dianalisis secara komprehensif dengan mempertimbangkan berbagai ayat Al-Qur'an serta konteks historis dan sosiologisnya. QS. An-Nisā’ Ayat 34 yang menunjukkan tanggung jawab dan peran laki-laki sebagai pemimpin dalam keluarga, dengan latar belakang sosial yang patriarkal. Sementara itu, QS. An-Naml Ayat 23-44 menggambarkan kepemimpinan Ratu Balqis sebagai pemimpin perempuan yang adil dan penuh kebijaksanaan. Melalui analisis ma’nā cum magzā Sahiron Syamsuddin, dapat dilihat bahwa perempuan diperbolehkan menjadi pemimpin.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherInstitut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectKepemimpinanen_US
dc.subjectPerempuanen_US
dc.subjectTafsiren_US
dc.subjectMa’nā cum Maghzāen_US
dc.titleKepemimpinan Perempuan Dalam QS. An-Nisā’ (4) 34 dan QS. An-Naml (27) 23-44 (Analisis Ma’nā-cum-Maghzā Sahiron Syamsuddin)en_US
dc.typeSkripsien_US
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
88-20211460.pdf
  Restricted Access
7.12 MBAdobe PDFView/Open Request a copy
88-20211460_Publik.pdf
  Restricted Access
803.12 kBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.