Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3916
Title: | “Mustaḍ‘afīn Dalam Al-Qur’an (Studi Komparasi Pemikiran Farid Esack dan Ali Syari’ati) |
Authors: | Firda Hilyatul Khoiriyah, 20211403 |
Advisor: | Ali Mursyid |
Issue Date: | 2024 |
Publisher: | Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta |
Abstract: | Berbagai permasalahan terkait mustaḍ’afīn masih terus berlanjut hingga saat ini, sehingga diperlukan pemecahan terhadap permasalahanpermasalahan yang terkait dengan mustaḍ’afīn. Seorang tokoh pembebas yang berasal dari Afrika Selatan dan Iran yakni Farid Esack dan Ali Syari’ati memiliki beberapa gagasan dalam memberikan pemahamannya mengenai mustaḍ’afīn. Selain itu mereka juga memberikan pemahamannya terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan mustaḍ’afīn. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data yang dikumpulkan berasal dari dua sumber: data primer berupa karya-karya Ali Syari'ati dan Farid Esack, serta data sekunder berupa literatur atau buku-buku yang relevan dengan topik tersebut. Yakni buku Farid Esack yang berjudul Qur’an, Liberation, & Pluralism: An Islamic Perspective of Interreligious Solidarity against Opperession dan buku Ali Syari’ati yakni On the Sosiology of Islam dan The Visage of Muhammad. Teknis penulisan ini yaitu dengan menggunakan metode dokumentatif, seadangkan pendekatan yang diterapkan adalah metode komparatif atau muqārān dan teknik analissa data yaitu dengan analisis isi (content analysis). Dari hasil pembahasan penelitian ini menghasilkan pemahaman Farid Esack mengenai mustaḍ’afīn yaitu masyarakat yang tertindas oleh sistem kepemerintahan yang dzalim baik muslim maupun non-muslim yakni, masyarakat berkulit hitam di Afrika Selatan yang mengalami penindasan oleh sistem kepemerintahan apartheid. Menurutnya kaum mustakbirīn adalah masyarakat berkulit putih, dan pemerintah yang dzalim (rezim apartheid). Maka atas permasalahan ini ia menekankan pentingnya penafsiran kritis terhadap Al-Qur’an, dengan gagasannya yakni hermeneutika pembebasan dan pembacaan ulang terhadap makna Iman, Islam dan kufr. Sedangkan menurut Syari’ati mustaḍ’afīn adalah masyarakat muslim yang tertindas oleh sistem kepemerintahan yang dzalim yakni kapitalisme dan borjuis. Menurutnya mustakbirīn adalah para penguasa dan elit yang mendukung sistem penindasan, ia menggunakan simbol-simbol seperti Fir’aun dan Qorun dari Al-Qur’an. Kedua pemikir sepakat bahwa pemahaman terhadap mustaḍ‘afīn dalam Al-Qur’an harus memotivasi perjuangan melawan penindasan. Esack menekankan penafsiran hermeneutik yang sensitif terhadap konteks sosial, sedangkan Syari’ati melihat ayat-ayat Al-Qur’an sebagai dorongan untuk revolusi sosial dan perubahan struktural. |
URI: | http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3916 |
Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
119-20211403.pdf Restricted Access | 2.13 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy | |
119-20211403_Publik.pdf Restricted Access | 1.08 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.