Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3937
Title: | Tradisi Pembacaan Surah Al-Sajdah, Yāsīn, Al-Dukhān, Dan Al-Mulk Sebagai Amalan Setiap Malam Jum’at |
Authors: | Tengku Miftahul Jannah, 20211517 |
Advisor: | Arison Sani |
Issue Date: | 2024 |
Publisher: | Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta |
Abstract: | Tradisi pembacaan Surah Al-Sajdah, Yāsīn, Al-Dukhān, dan Al-Mulk yang dilakukan sebagai amalan rutin setiap malam Jum’at di Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Darul Qalam Kota Binjai, Sumatera Utara. Terdapat beberapa kendala terkait pelaksanaan tradisi ini, seperti santri yang kurang khusyuk, bahkan sambil mengobrol bersama temannya ketika tradisi pembacaan ini dimulai. Hal demikian disebabkan karena minimnya pemahaman santri tentang latar belakang dilakukannya tradisi pembacaan surah Al-Sajdah, Yāsīn, Al-Dukhān, dan Al-Mulk. Bahkan beberapa santri menganggap kegiatan pembacaan surah-surah ini hanya sebagai bentuk ketaatan terhadap peraturan pondok pesantren. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif serta metode analisis data dengan deskriptif analisis perspektif fenomenologi dengan meminjam teori Edmund Husserl, sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Dalam memperoleh data primer, melibatkan wawancara langsung dengan pengasuh dan para santri Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Darul Qalam Kota Binjai. Adapun data sekunder meliputi artikel, jurnal, dan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tradisi pembacaan Surah AlSajdah, Yāsīn, Al-Dukhān, dan Al-Mulk di Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Darul Qalam Kota Binjai diinisiasi oleh Abuya H. Fuad Husain, Lc. MA., Al-Hafizh, yang mana amaliah ini diijazahkan oleh salah satu guru AlQur’an beliau yakni Syaikh Abdurrahman Al-Punjabi. Tradisi pembacaan empat surah pilihan ini dilaksanakan pada setiap malam jum’at ba’da shalat ‘isya berjama’ah. Tradisi ini membawa dampak positif bagi para santri, dan diresepsi dengan berbagai macam, diantaranya yakni sebagai sebagai amalan rutin, sebagai wasilah dimudahkan dalam menghafal Al-Qur’an, sebagai wasilah pembuka pintu rezeki, sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah, sebagai ikhtiar agar terus dekat dengan Al-Qur’an, sebagai obat hati, dan sebagai pelindung diri dari kejahatan makhluk ghaib. Sedangkan makna yang dirasakan para santriwati adalah membuat hati menjadi lebih tenang, kemudahan dalam menghafal, melancarkan rezeki, membentuk diri menjadi lebih baik, melindungi diri dari kejahatan dan gangguan makhluk ghaib |
URI: | http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3937 |
Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
140-20211517.pdf Restricted Access | 2.02 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy | |
140-20211517_Publik.pdf Restricted Access | 799 kB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.