Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3944
Title: | Kisah Nabi Isa as. menurut Al-Qur’an dan Al-Kitab (Studi Komparatif Tafsir Al-Mishbah dan Tafsiran Matthew Henry w. 1714) |
Authors: | Kristina Hutabarat, 20211425 |
Advisor: | Muhammad Ulinnuha |
Issue Date: | 2024 |
Publisher: | Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta |
Abstract: | Isa al-Masih/Yesus Kristus, kisah kenabiannya menurut perspektif Al-Qur’an dan Al-Kitab memiliki perbedaan yang sangat kontras. Al-Qur’an dan umat Muslim meyakini bahwa Isa al-Masih merupakan manusia, karya ciptaan Allah Swt. yang bertujuan untuk menyampaikan risalah ketauhidan, sedangkan Al-Kitab dan umat Kristen secara sadar menyatakan bahwa beliau adalah Tuhan Allah, Juru Selamat yang disembah karena telah melakukan pengorbanan dalam penghapusan dosa-dosa umat manusia. Fokus penelitian dalam skripsi ini adalah untuk mendalami pandangan Tafsir Al-Mishbah dan Tafsiran Matthew Henry terhadap ayat-ayat Kisah kenabian Nabi Isa as dan membandingkannya, serta implikasi kedua tafsir tersebut terhadap teologi. Penelitian ini merupakan kajian kualitatif dan kajian kepustakaan (library research) dengan mengumpulkan data melalui bahanbahan tertulis. Sumber data primernya, yaitu Tafsir Al-Mishbah dan Tafsiran Matthew Henry dan sumber data sekunder, berupa buku-buku, jurnal-jurnal, skripsi, dan media internet atau literatur naskah yang sudah di transliterasi dan diterjemahkan. Kemudian dianalisis deskriptif komparatif. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan Quraish Shihab menafsirkan bahwa Isa as. bukanlah Tuhan, melainkan hamba Allah dan utusan Allah, dan bukan Anak Allah atau satu dari yang tiga. Sedangkan penafsiran Matthew Henry menyatakan bahwa Ia adalah Tuhan yang disembah, Anak Allah, dan satu dari yang tiga, sebagai Mesias dan Juru Selamat. Persamaan dari kedua penafsir tersebut ialah Isa as. diutus untuk Kaum Bani Israil, membenarkan Taurat, dan mengajarkan Injil, tetapi perbedaannya, Quraish Shihab menafsirkan Isa as. sebagai manusia biasa dan utusan Allah, serta kemukjizatannya merupakan bukti kenabian dan keesaan Allah. sedangkan Matthew Henry menafsirkan sebagai Allah dan Anak Allah, satu kesatuan, dan kemukjizatan yang ia dapatkan sebagai bukti dari sifat ketuhanannya. Implikasi terhadap teologis yaitu penafsiran Quraish Shihab dan Matthew Henry sama-sama memperkuat teologis mereka, di mana Asy’ariyah meyakani tidak ada yang bisa menyamakan kekuasaan dan kehendak Allah, sedangkan presbiterian menyatakan bahwa Allah itu Tritunggal. |
URI: | http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3944 |
Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
147-20211425.pdf Restricted Access | 2.47 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy | |
147-20211425_Publik.pdf Restricted Access | 1.68 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.