Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3956
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Arison Sani | - |
dc.contributor.author | Anisatul Afifah, 20211539 | - |
dc.date.accessioned | 2024-10-31T04:01:47Z | - |
dc.date.available | 2024-10-31T04:01:47Z | - |
dc.date.issued | 2024 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3956 | - |
dc.description.abstract | Fenomena flexing dalam era digital mencerminkan ekspresi memamerkan keberhasilan, gaya hidup, dan aset materi melalui media sosial. Dalam konteks website tafsir di Indonesia, flexing terlihat pada konten yang menunjukkan keunggulan pengetahuan agama pengelola situs, serta penggunaan teknologi dan fitur interaktif untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Namun, penting untuk menjaga kualitas konten dan integritas dalam menyampaikan pesan agama agar tetap selaras dengan tujuan dakwah. Flexing di era digital terus berkembang, dan perlu digunakan dengan bijak untuk mendukung penyebaran ilmu agama yang sejati. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan fokus pada tafsir dan media. Sumber data berasal dari dua artikel utama, yaitu "Sikap Al-Qur‟anTerhadap Flexing Culture" dalam tafsiralquran.id dan "Menyikapi Fenomena Flexing Menurut Perspektif Al-Qur‟an" dalam tanwir.id. Data dikumpulkan melalui metode literatur review dan online review, yang dianalisis dengan membandingkan kedua artikel tersebut. Perbandingan ini bertujuan untuk memahami pengaruh fenomena flexing dalam tafsir al-Qur'an yang ditampilkan di media sosial. Meskipun publikasi melalui website lebih cepat dibandingkan buku atau jurnal ilmiah, proses seleksi dan penyuntingan tetap dilakukan oleh tim redaksi untuk menjaga kualitas. Berbeda dengan tafsir di media sosial yang umumnya tidak melalui seleksi ketat, tafsir berbasis website menawarkan konten yang lebih terkurasi, relevan, dan terpercaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenomena flexing dalam tafsir digital di website tafsiralquran.id dan tanwir.id relevan dalam konteks media sosial. Kedua situs mengaitkan flexing dengan perilaku yang dilarang dalam Islam, berdasarkan Qs. At-Takasur (102:1-2) dan Qs. Luqman (31:18). Flexing dianggap mengalihkan fokus dari tujuan akhirat dan mencerminkan kesombongan. Penelitian juga menemukan bahwa website tafsir lebih terstruktur dan terpercaya dibandingkan dengan konten flexing yang spontan di media sosial. Ada kebutuhan untuk penelitian lebih lanjut tentang tafsir digital guna memahami dampaknya pada masyarakat. Secara keseluruhan, flexing di media sosial bertentangan dengan nilai-nilai Islam, sementara website tafsir memberikan panduan yang lebih dapat diandalkan. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta | en_US |
dc.subject | Flexing | en_US |
dc.subject | Tafsiralquran.id | en_US |
dc.subject | Tanwir.id | en_US |
dc.subject | Tafsir Al-Qur‟an | en_US |
dc.title | Flexing Dalam Perspektif Media Sosial (Studi Analisis Tafsir Alquran.Id Dan Tanwir.Id) | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
159-20211539.pdf Restricted Access | 21.98 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy | |
159-20211539_Publik.pdf Restricted Access | 1.2 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.