Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3988
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSaepullah-
dc.contributor.authorArsyiyatul Hafiyyah, 20220170-
dc.date.accessioned2024-10-31T05:48:08Z-
dc.date.available2024-10-31T05:48:08Z-
dc.date.issued2024-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/3988-
dc.description.abstractMasyarakat Jawa memiliki falsafah hidup yang terus berkembang di tengah modernitas kondisi kehidupan. Filosofi ini dianggap berguna untuk keselarasan hidup dan layak diteladani. Falsafah Jawa ini tidak hanya sekedar kata-kata yang tanpa makna namun kata-kata itu mempunyai makna religiusitas dan spiritualitas yang dalam. Dakwah dapat disampaikan melalui banyak sekali perantara. Salah satunya adalah dakwah bil qalam yang dalam penerapannya lebih efektif pada masyarakat di era literasi dan digital. Novel dapat menjadi dakwah alternatif ketika masyarakat sudah tidak bisa menghadiri pengajian. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis semiotika pada 10 Falsafah Jawa yang bisa digunakan sebagai media dakwah dalam Novel Hati Suhita karya Khilma Anis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian interpretatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan studi pustaka (library research). Penulis menganalisis falsafah Jawa dalam novel ini dengan menggunakan teori Semiotika Roland Barthes. Hasil analisis yang penulis lakukan menunjukkan bahwa falsafah jawa pada novel Hati Suhita karya Khilma Anis yang telah diteliti menggunakan teori Roland Barthes memiliki makna denotasi dan konotasi yang mengandung pesan dakwah, sehingga novel Hati Suhita dapat digunakan sebagai media dakwah. Tujuan dakwah adalah untuk mengubah keadaan umat dari suatu keadaan ke keadaan yang lebih baik dalam segala aspek kehidupan mereka. Novel Hati Suhita karya Khilma Anis memiliki pesan dakwah yang disampaikan melalui nilai-nilai kebudayaan Jawa seperti wayang dan falsafah Jawa. Penulis menganalisis tujuh falsafah jawa dalam novel ini dengan makna denotasi dan konotasi yang berbeda. Falsafah Jawa tersebut di antaranya adalah mikul duwur mendem jeru, melad soko jerone ati, digdaya tanpa aji, awar-awar ben tawar, kanti laku, sarwo becik, anteb ing kalbu. Karya sastra Jawa bersifat didaktis dan disebut sebagai karya sastra piwulang karena salah satunya mengandung falsafah hidup yang mendalam.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherInstitut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectFalsafah Jawaen_US
dc.subjectNovelen_US
dc.subjectDakwahen_US
dc.subjectSemiotikaen_US
dc.titleFalsafah Jawa dalam Hati Suhita: antara Novel dan Dakwah dalam Perspektif Semiotika Roland Barthesen_US
dc.typeSkripsien_US
Appears in Collections:Skripsi S1 Komunikasi dan Penyiaran Islam

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
26-20220170.pdf
  Restricted Access
2.41 MBAdobe PDFView/Open Request a copy
26-20220170_Publik.pdf
  Restricted Access
1.24 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.