Nilai-Nilai Ikigai Perspektif Al-Quran (Studi Analisis Memaknai Hidup Perspektif Tafsir Tematik)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan menganalisis nilai-nilai "ikigai" melalui pendekatan tematik menurut perspektif Al-Qur’an, guna memahami makna dan arah hidup dari perspektif ajaran Islam. Secara umum, "ikigai" dipahami sebagai alasan eksistensial atau sumber makna kehidupan. Dalam perspektif Al-Qur’an, konsep ini direfleksikan sebagai bagian integral dari ibadah kepada Allah yang berlandaskan pada ma’rifatullah atau pengenalan yang mendalam terhadap Tuhan. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan (library research). Data diperoleh melalui penelusuran terhadap kitab-kitab tafsir dan literatur yang relevan. Metode tematik digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan aspek-aspek ikigai, terutama dalam kaitannya dengan nilai cinta diri yang berlandaskan spiritualitas Islam. Proses analisis dilakukan dengan mengumpulkan ayat-ayat yang berkorelasi dengan tema, kemudian dikaji secara mendalam melalui interpretasi para mufassir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep ikigai, dalam perspektif Al-Qur’an, merupakan kebahagiaan sejati yang bersifat duniawi dan ukhrawi, yang dicapai melalui penghambaan total kepada Allah. Beberapa ayat yang mencerminkan aspek ikigai antara lain: kesadaran diri (self awareness) dengan term al-baṣr Q.S Az-Zāriyāt [51]: 21, kepercayaan diri (self confidence) pada term al-taqwā dalam Q.S Yusuf [12]: 90, penghargaan terhadap diri (self esteem) melalui term al-izzah dalam Q.S Fatir [35]:10, perawatan diri (self care) melalui term al-nafs dalam Q.S Al-Hasyr [59]:19, mindfulness dengan term al-murāqabah dalam Q.S An-Nisa [3]:1, serta resiliensi dalam menghadapi cobaan hidup melalui term al-ṣabr dalam Q.S Al-Baqarah [2]:153. Dengan demikian, konsep ikigai dalam pandangan Al-Qur’an tidak hanya berfungsi sebagai dasar spiritual, tetapi juga menjadi panduan praktis dalam membentuk kehidupan yang bermakna, seimbang, dan berorientasi pada nilai-nilai ketuhanan. Konsep ini memberikan kerangka integratif bagi individu untuk meraih pemaknaan hidup melalui kedekatan dengan Allah, kesadaran diri yang utuh, serta ketahanan dalam menghadapi dinamika kehidupan.