Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4479
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSiti Muawanah-
dc.contributor.authorMilla Shofiyah Romadhoni, 21220235-
dc.date.accessioned2025-11-28T03:36:13Z-
dc.date.available2025-11-28T03:36:13Z-
dc.date.issued2025-
dc.identifier.urihttps://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4479-
dc.description.abstractAnak tunarungu menghadapi hambatan serius dalam proses pembelajaran karena keterbatasan dalam komunikasi verbal. Ketidakmampuan untuk mendengar dan berbicara menyebabkan kesulitan dalam menyerap pelajaran secara optimal, termasuk dalam pembelajaran huruf hijaiyah yang menjadi dasar membaca Al-Qur’an. Tantangan semakin kompleks ketika guru dan pendamping belum sepenuhnya menguasai teknik komunikasi nonverbal yang efektif. Akibatnya, partisipasi siswa tunarungu dalam kelas sering kali terbatas, dan rasa percaya diri mereka pun rendah karena kurangnya interaksi yang bermakna. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti melakukan analisis komunikasi nonverbal dalam pengenalan huruf hijaiyah di SKh Syahida Harapan Bunda. Dengan rumusan pertanyaan bagaimana komunikasi nonverbal dalam perspektif Paul Ekman dan Wallace Friesen diterapkan dalam pengenalan huruf hijaiyah di SD Sekolah Khusus Syahida Harapan Bunda? apa saja faktor yang mendukung dan menghambat penerapan komunikasi nonverbal dalam pengenalan huruf hijaiyah? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui observasi partisipan, wawancara mendalam dengan guru, kepala sekolah, dan orang tua siswa, serta dokumentasi dari proses pembelajaran di SD SKh Syahida Harapan Bunda. Kinesik Paul Ekman dan Wallace Friesen teori komunikasi nonverbal digunakan sebagai kerangka teori untuk menganalisis bagaimana pesan nonverbal bisa digunakan dalam pengenalan huruf hijaiyah. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa guru memanfaatkan isyarat tangan (emblem) untuk memperjelas pengucapan huruf, ekspresi wajah (affect display) untuk menyampaikan nuansa emosional, serta gerakan pendukung (illustrator) guna memperkuat pesan verbal. Selain itu, kontak mata (regulator) digunakan untuk mengatur jalannya komunikasi, dan gerakan spontan (adaptor) muncul sebagai respons terhadap kebiasaan atau rasa cemas. Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan pembelajaran mencakup penggunaan media visual, pemahaman guru terhadap kebutuhan dan karakter siswa, serta tersedianya buku panduan Al-Qur’an dalam bentuk isyarat. Sementara itu, hambatan utama meliputi kurangnya pelatihan bagi guru, minimnya kerja sama antara pihak sekolah dan orang tua, serta terbatasnya sarana pendukung. Oleh karena itu, pelatihan komunikasi nonverbal bagi guru menjadi langkah strategis yang disarankan untuk meningkatkan keberhasilan pembelajaran bagi peserta didik tunarungu.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherInstitut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectKomunikasi Nonverbalen_US
dc.subjectTunarunguen_US
dc.subjectIsyaraten_US
dc.subjectPengenalan Huruf Hijaiyahen_US
dc.titleKomunikasi Nonverbal Perspektif Paul Ekman dan Wallace Friesen (Studi Kasus Pembelajaran Al-Quran Isyarat Siswa Tunarungu Isyarat di SD Sekolah Khusus Syahida Harapan Bunda Cikupa)en_US
dc.typeSkripsien_US
Appears in Collections:Skripsi S1 Komunikasi dan Penyiaran Islam

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
01-20220235.pdf
  Restricted Access
1.62 MBAdobe PDFView/Open Request a copy
01-20220235_Publik.pdf
  Restricted Access
2.4 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.