Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4542Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Mayadah Hanawi | - |
| dc.contributor.author | Tirazul Hidayah, 21211820 | - |
| dc.date.accessioned | 2025-12-01T04:35:19Z | - |
| dc.date.available | 2025-12-01T04:35:19Z | - |
| dc.date.issued | 2025 | - |
| dc.identifier.uri | https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4542 | - |
| dc.description.abstract | Fenomena roasting yang marak di media sosial telah menjadi bagian dari budaya digital masa kini, khususnya di kalangan remaja. Meski sering dianggap sebagai humor yang menghibur, praktik ini kerap melampaui batas etika hingga berubah menjadi penghinaan, pelecehan verbal, bahkan cyberbullying. Masalah muncul saat roasting dilakukan tanpa persetujuan atau menyasar aspek pribadi seperti fisik dan latar belakang seseorang, yang jelas bertentangan dengan nilai-nilai komunikasi Islami. Penelitian ini berbeda dari kajian sebelumnya yang umumnya membahas roasting dari sisi linguistik, sosiologis, atau hiburan. Kajian ini menggunakan perspektif Al-Qur’an dengan pendekatan tafsir tematik (maudhū‘i), berfokus pada penafsiran Wahbah az-Zuḥaylī terhadap QS. AlḤujurāt ayat 11 dan QS. Al-Humazah ayat 1. Tujuannya adalah menggali bagaimana Islam memandang bentuk komunikasi menyakitkan meski dibungkus dalam bingkai humor. Penafsiran Wahbah az-Zuḥaylī dalam Tafsīr al-Munīr menegaskan bahwa bentuk komunikasi negatif seperti mengejek (yaskhar), mencela (talmizū), memberi julukan yang merendahkan (tanābazū), serta mengumpat dan mencela (humazahdan lumazah) merupakan perilaku yang dilarang karena merusak kehormatan dan martabat individu. Dalam konteks roasting di media sosial, ayat-ayat ini menjadi pijakan penting dalam menilai batas etis sebuah humor. Roasting hanya dapat dibenarkan jika dilakukan dengan persetujuan, menjaga adab, dan tidak menyentuh aspek pribadi yang sensitif. Jika melanggar prinsip tersebut, pelaku wajib bertaubat dan meminta maaf. Dengan demikian, penafsiran tematik atas QS. Al-Ḥujurāt:11 dan QS. Al-Humazah:1 memberikan dasar moral dan religius dalam menyikapi komunikasi digital agar tetap selaras dengan nilai-nilai Islam yang menjunjung tinggi kehormatan manusia. | en_US |
| dc.language.iso | id | en_US |
| dc.publisher | Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta | en_US |
| dc.subject | Roasting | en_US |
| dc.subject | Etika komunikasi | en_US |
| dc.subject | QS. Al-Ḥujurāt:11 | en_US |
| dc.subject | QS. Al-Humazah:1 | en_US |
| dc.subject | Wahbah azZuḥaylī | en_US |
| dc.subject | Media Sosial | en_US |
| dc.title | Roasting Di Media Sosial Dalam Perspektif Tafsir AlQuran (Analisis Kitab Tafsīr Al-Munir Karya Wahbah Al-Zuḥayli (W. 1436 H)) | en_US |
| dc.type | Skripsi | en_US |
| Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir | |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| 32-21211820.pdf Restricted Access | 5.63 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy | |
| 32-21211820_Publik.pdf Restricted Access | 4.78 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.