Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4565Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Mayadah Hanawi | - |
| dc.contributor.author | Uswah Umul Husna, 21211823 | - |
| dc.date.accessioned | 2025-12-02T05:23:08Z | - |
| dc.date.available | 2025-12-02T05:23:08Z | - |
| dc.date.issued | 2025 | - |
| dc.identifier.uri | https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4565 | - |
| dc.description.abstract | Al-Qur’an menyimpan kekayaan ilmu pengetahuan dalam ayat-ayat kauniyah yang menggambarkan fenomena alam, salah satunya adalah kegelapan di dasar laut sebagaimana dijelaskan dalam QS. An-Nūr [24]: 40. Ayat ini memiliki makna multidimensi dan kerap dikaji dari sudut pandang ilmiah, terutama dalam konteks oseanografi modern. Namun demikian, aspek spiritual dan pesan ilahiah di balik penggambaran alam tersebut belum banyak dikaji secara mendalam. Penelitian ini berfokus pada dua pokok permasalahan, yaitu penafsiran Fakhr al-Dīn al-Rāzī dan Zaglūl al-Najjār terhadap kegelapan dasar laut dalam QS. An-Nūr [24]: 40, serta analisis persamaan dan perbedaan antara penafsiran dalam Mafātīḥ al-Ghayb dan Al-Āyāt al-Kawniyyah fī al-Qur’ān al-Karīm terhadap ayat tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan serta menerapkan pendekatan komparatif sebagai kerangka analisis untuk mengkaji kedua model penafsiran secara kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Fakhr al-Dīn al-Rāzī menggunakan pendekatan balāghī yaitu tasybīh tamtsīlī dalam menafsirkan ayat ini, sebagai perumpamaan bagi kondisi batin orang kafir yang diliputi oleh kegelapan spiritual yang bertingkat-tingkat. Sedangkan Zaglūl al-Najjār menggunakan pendekatan ilmu oseanografi menjelaskan tentang laut dalam yang terdapat gelombang internal, dan proses atmosfer. Penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan klasik dan ilmiah dapat saling melengkapi dalam memahami makna ayat-ayat kauniyyah. Perbandingan ini mencerminkan perkembangan metodologi tafsir serta pentingnya keterbukaan terhadap berbagai pendekatan. Integrasi kedua perspektif menghasilkan pemahaman yang lebih komprehensif, baik dari sisi spiritual maupun saintifik dalam menafsirkan QS. An-Nūr [24]: 40. | en_US |
| dc.language.iso | id | en_US |
| dc.publisher | Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta | en_US |
| dc.subject | Kegelapan Laut | en_US |
| dc.subject | Tafsir Mafātīḥ al-Ghayb | en_US |
| dc.subject | Tafsir Al-Āyāt alKawniyyah fī Al-Qur’ān Al-Karīm | en_US |
| dc.title | Kegelapan Dasar Laut dalam Pandangan Al-Quran (Studi Komparatif Tafsir Mafatiḥ al-Ghayb dan Tafsir Al-Āyat al-Kawniyyah fi al-Quran al-Karim dalam QS. An-Nur [24]: 40) | en_US |
| dc.type | Skripsi | en_US |
| Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir | |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| 55-21211823.pdf Restricted Access | 1.58 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy | |
| 55-21211823_Publik.pdf Restricted Access | 1.27 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.