Please use this identifier to cite or link to this item: https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4636
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSiti Rohmah-
dc.contributor.authorKCR Nada Rizki Amalia, 21211684-
dc.date.accessioned2025-12-04T07:48:18Z-
dc.date.available2025-12-04T07:48:18Z-
dc.date.issued2025-
dc.identifier.urihttps://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4636-
dc.description.abstractModernisasi yang ditandai oleh kemajuan teknologi dan perubahan gaya hidup telah membawa berbagai kemudahan, namun juga memicu krisis sosial dan ekologis seperti perilaku konsumtif, eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan, serta pencemaran lingkungan. Fenomena seperti fast fashion, konsumsi plastik sekali pakai, dan limbah elektronik turut memperparah kondisi tersebut dengan menyebabkan peningkatan limbah, degradasi ekosistem, dan tekanan terhadap keberlanjutan alam. Krisis ini menuntut solusi yang tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga berakar pada nilai-nilai spiritual dan etika. Hal ini relevan dengan kewirausahaan hijau, yakni praktik usaha yang mengedepankan keberlanjutan lingkungan, tanggung jawab sosial, dan konsumsi-produksi yang bijak. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik studi pustaka dan pendekatan tematik (maudhu‘i) oleh Al-Farmawi. Data primer berasal dari Tafsir al-Miṣbāh karya M. Quraish Shihab, yang oleh didukung sumber sekunder berupa buku, jurnal, dan berbagai literatur lainnya yang relevan. Data dikumpulkan melalui metode dokumentasi dan dianalisis secara deskriptif-analitis untuk mengungkap prinsip-prinsip kewirausahaan hijau dalam perspektif Al-Qur’an Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut penafsiran M. Quraish Shihab, nilai-nilai seperti amanah, mīzān, dan larangan terhadap fasād saling terkait dan membentuk fondasi etika Qur’ani yang utuh. Ketiga nilai ini dapat menjadi dasar dalam membangun model kewirausahaan yang tidak sematamata berorientasi pada profit, tetapi juga mengedepankan keadilan dan keberlanjutan. Amanah mencerminkan bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan dan generasi mendatang atau keberlanjutan lingkungan (environmental sustainability). Mīzān menggambarkan keseimbangan antaraLine, sedangkan larangan fasād mendorong inovasi dan penerapan ekonomi sirkular. Ketiga nilai ini membentuk kerangka berpikir yang dapat diterapkan dalam praktik usaha yang adil, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Dengan demikian, prinsip-prinsip kewirausahaan hijau dapat dipandang sebagai salah satu bentuk aktualisasi nilai-nilai Al-Qur’an dalam menjawab tantangan ekologi dan sosial di era modern aspek ekonomi, sosial, dan ekologi sebagaimana pada prinsip Triple Bottomen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherInstitut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectKewirausahaan Hijau,en_US
dc.subjectAmanahen_US
dc.subjectMīzānen_US
dc.subjectFasāden_US
dc.subjectAl-Miṣbāhen_US
dc.titlePrinsip Kewirausahaan Hijau Dalam Perspektif Al-Quran (Analisis Tafsir Al-Miṣbah Karya Quraish Shihab)en_US
dc.typeSkripsien_US
Appears in Collections:Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
118-21211684.pdf
  Restricted Access
1.2 MBAdobe PDFView/Open Request a copy
118-21211684_Publik.pdf
  Restricted Access
819.14 kBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.