Please use this identifier to cite or link to this item:
https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4645Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Ali Mursyid | - |
| dc.contributor.author | Dery Erma Putr, 18210944 | - |
| dc.date.accessioned | 2025-12-04T08:22:36Z | - |
| dc.date.available | 2025-12-04T08:22:36Z | - |
| dc.date.issued | 2025 | - |
| dc.identifier.uri | https://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/4645 | - |
| dc.description.abstract | Isu kebebasan berkehendak merupakan topik yang telah lama menjadi bahan perdebatan dalam teologi Islam. Persoalan ini menjadi penting untuk dikaji karena menyangkut eksistensi manusia sebagai makhluk yang bertanggung jawab atas perbuatannya. Dalam sejarah pemikiran Islam, perdebatan antara kaum aliran Qadariyah, Jabariyah serta Ahlussunnah mengenai kehendak manusia telah melahirkan berbagai corak pemikiran sampai kepada penafsiran. Perbedaan pemikiran ini menjadi acuan penulis pentingnya mengangkat isu kebebasan berkehendak menurut Al-Qur`an ke dalam sebuah karya ilmiah. Dari mufasir yang memiliki latar belakang aliran yang berbeda, penulis mengambil Mufasir alZamakhsyarī dari perwakilan Mu’tazilah dan Mufasir Hamka dari perwakilan Ahlussunnah. Dari isu tersebut, penelitian ini berfokus pada penafsiran ayat-ayat Al-Qur`an tentang kebebasan berkehendak dalam Tafsir al-Kasysyāf karya Al-Zamakhsyarī dan Tafsir al-Azhar karya Hamka, serta pada analisis, persamaan dan perbedaan penafsiran antara kedua tokoh tersebut dalam memahami kehendak manusia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptifanalisis dan komparatif. Data dikumpulkan melalui studi pustaka (library research), dengan sumber primer berupa Tafsir al-Kasysyāf dan Tafsir al-Azhar. Pendekatan tematik (mawḍū‘ī) dan komparatif (muqarān) digunakan dalam mengelompokkan, menganalisis dan membandingkan penafsiran ayat-ayat Al-Qur`an yang berkaitan dengan kebebasan berkehendak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Al-Zamakhsyarī, dengan latar belakang teologi Mu’tazilah, menekankan aspek rasional dan kebebasan penuh manusia dalam bertindak, sehingga manusia sepenuhnya bertanggung jawab atas perbuatannya. Sementara Hamka, dengan latar belakang Ahlussunnah yang moderat, memandang kebebasan manusia berada dalam bingkai kehendak Allah, tetapi tidak menafikan peran ikhtiar. Keduanya sepakat bahwa manusia memiliki kehendak, namun berbeda dalam batas dan sumber kehendak tersebut. Penelitian ini menegaskan pentingnya memahami teks Al-Qur`an secara kontekstual untuk menjawab isu-isu teologis secara adil dan seimbang. Penelitian ini menunjukkan, bahwa mazhab teologis mufassir mempengaruhi penafsiran, khususnya dalam tafsir ayat-ayat kebebasan berkehendak | en_US |
| dc.language.iso | id | en_US |
| dc.publisher | Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta | en_US |
| dc.subject | Kebebasan Berkehendak | en_US |
| dc.subject | Al-Azhar | en_US |
| dc.subject | Tafsir | en_US |
| dc.subject | Al-Kasysyāf | en_US |
| dc.subject | AlZamakhsyarī | en_US |
| dc.subject | Hamka | en_US |
| dc.title | Kebebasan Berkehendak Perspektif Al-Quran (Studi Komparatif Penafsiran Al-Zamakhsyari dan Hamka) | en_US |
| dc.type | Skripsi | en_US |
| Appears in Collections: | Skripsi S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir | |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| 127-18209444.pdf Restricted Access | 5.68 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy | |
| 127-18209444_Publik.pdf Restricted Access | 5.2 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.