Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/605
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Artani Hasbi | - |
dc.contributor.advisor | Ahmad Fathoni | - |
dc.contributor.author | Istiqomah, 209410372 | - |
dc.date.accessioned | 2020-04-09T08:20:16Z | - |
dc.date.available | 2020-04-09T08:20:16Z | - |
dc.date.issued | 2015 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/605 | - |
dc.description.abstract | Istiqomah, judul tesis “Kajian atas Penafsiran Sayyid Quthb Tentang Adh-Dhalâlah Dalam Tafsir Fî Zhilâl Al-Qur’ân” dengan rumusan masalah utama “Bagaimana pandangan sayyid Quthb terhadap makna Adh-Dhalâlah dalam tafsir Fî Zhilâl Al-Qur’ân?” Penulisan tesis ini menggunakan metode penelitian kepustakaan dengan pendekatan tematik dan analisis content. Adh-Dhalâlah menurut Sayyid Quthb adalah segala penyimpangan terhadap hukum-hukum Allah Ta’ala, salah satunya adalah dengan melaksanakan hukum-hukum yang berasal dari manusia, orang-orang yang menyimpang (sesat) mereka adalah kafir dan musyrik. Baginya tidak ada yang abu-abu, Al-hidayah atau Adh-Dhalâlah, muslim dan kafir, dan itu adalah pilihan. Menurutnya, yang demikian itu adalah inti dari agama itu sendiri yang sejak semula memang bertujuan membebaskan manusia dimuka bumi dari segala macam bentuk kekuasaan selain kekuasaan Allah SWT. Menurut Quthb Allah adalah penguasa bumi dan langit dengan otoritas mutlak yang hukumNya harus diterapkan dalam segala hal mulai keyakinan dan pandangan hidup setiap individunya, simbol dan ritual peribadatannya, hingga pada sistem sosial dan undang-undangnya. Penulis lebih cenderung kepada definisi mufassir-mufassir lain yang mengartikan Adh-Dhalâlah sebagai suatu bentuk penyelewengan dan penyimpangan yang dilakukan manusia dalam menempuh jalan yang telah digariskan oleh Allah melalui para rasul-Nya, dengan implikasi hukum yang berbeda beda musyrik, kafir, munafik dan zhalim. Quthb memberikan solusi agar seseorang bisa keluar dari Adh-Dhalâlah yaitu; orang-orang kafir dan musyrik hendaknya bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenarnya (Taubatan Nasûhan) dan berislam secara kâffah (sempurna), dengan kepatuhan dan ketundukan yang mutlak kepada Allah dalam segala sistem kehidupan manusia. Apa yang Quthb kemukakan mungkin dapat ditelusuri pada latar belakang kehidupan dan aktifitasnya yang terus menerus berada dalam tekanan. Karena tidak dapat disangkal bahwa hasil pemikiran seseorang dipengaruhi tidak saja oleh tingkat kecerdasannya, tetapi juga oleh disiplin ilmu yang ditekuninya, pengalaman, kondisi sosial, politik dan sebagainya. Allâhu ‘alam. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Pascarajana Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta | en_US |
dc.subject | Sayyid Quthb | en_US |
dc.subject | Adh-Dhalalah | en_US |
dc.subject | Tafsir Fi Zhilal Al-Qur'an | en_US |
dc.title | Kajian Atas Penafsiran Sayyid Quthb Tentang Adh-Dhalalah Dalam Tafsir Fi Zhilal Al-Qur'an | en_US |
dc.type | Tesis | en_US |
Appears in Collections: | Tesis S2 Ilmu Al Quran dan Tafsir |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
209410372-Istiqomah.pdf Restricted Access | 209410372-Tesis | 4.08 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.