Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/606
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Mukhlis Hanafi | - |
dc.contributor.advisor | Asep Saepudin Jahar | - |
dc.contributor.author | Iffaty Zamimah, 209410373 | - |
dc.date.accessioned | 2020-04-09T09:00:04Z | - |
dc.date.available | 2020-04-09T09:00:04Z | - |
dc.date.issued | 2015 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/606 | - |
dc.description.abstract | Seiring dengan perkembangan zaman, permasalahan yang dihadapi umat Islam semakin kompleks, baik dari segi internal maupun eksternal. Diantara permasalahan yang dihadapi adalah munculnya sikap ekstrem dalam memahami ajaran Islam, ekstrem yang bersikap ketat maupun longgar. Sikap moderat (wasathiyyah) sangat dibutuhkan dalam merespon berbagai persoalan kontemporer, yang mana persoalan-persoalan yang ada saat ini berbeda dengan zaman dan kondisi pada saat Nabi masih ada bahkan masa-masa sesudahnya. penelitian ini diharapkan dapat menggali makna dan hal-hal yang berkaitan mengenai konsep al-wasathiyyah dalam Tafsir Al-Marâghi karya Syeikh Al-Marâghi, Tafsir Al Munîr karya Prof. Dr. Wahbah az-Zuhailî dan Tafsir Al-Mishbâh karya Prof. Dr. H. Quraish Shibab, M.A. Rumusan masalah utama dalam penelitian ini adalah “Bagaimana al- wasathiyyah dalam tafsir Al Maraghi, Al Munir dan Al Mishbah?” Penulisan tesis ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) yang bersifat deskriptif analitis dengan pendekatan komparatif maudhu’i dan analisis content. Penggunaan kata washat dalam Al-Qur`an terdapat dalam lima ayat. Namun secara actual dan eksplisit konsep al-wasathiyyah dideskripsikan oleh Allah swt dalam satu ayat yakni Al Baqarah (2): 142-143. Wasathiyyah merupakan metode berfikir dan karakteristik yang melekat pada umat Islam. Sebagian ulama memaknainya sebagai sikap tawazun (seimbangan) dalam segala hal. Yusuf Al-Qaradhawi mendefinisikan sebagai sebuah sikap yang mengandung keadilan sebagai konsekuensi diterimanya kesaksian seorang hamba. Adapula yang memaknai sebagai umat yang terbaik, yang terjaga dari kesesatan. Setelah melaksanakan penelitian dan dianalisis terhadap pendapat ketiga mufassir, penulis berkesimpulan bahwa Al-Marâghî menggarisbawahi bahwa umat yang berpredikat wasathiyyah sebagai umat pilihan dan yang adil. Wahbah az-Zuẖailî menitikberatkan bahwa “Ummatan Wasathan” sebagai umat pilihan yang berkarakter wasathiyyah yaitu umat terbaik yang memiliki karakter wasathiyyah di setiap kondisi. Sedangkan Quraish Shihab lebih rinci menjelaskan wasathiyyah, yakni sikap moderat dalam memandang Tuhan (beragama), adil dalam kehidupan dan menjadi teladan bagi seluruh umat. Hal ini karena karakter Wasathiyyah yang melekat yakni sifat moderat yang dimiliki oleh umat Islam, yakni tidak condong ke arah berlebih-lebihan (ifrâth) ataupun meremehkan (tafrîth) dalam berbagai permasalahan yang terkait dengan agama atau dunia. Dari pengertian-pengertian wasathiyyah di atas dapat digali beberapa prinsip dan karakteristik. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Pascarajana Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta | en_US |
dc.subject | Al-Wasathiyyah | en_US |
dc.subject | Tafsir Al-Maraghi | en_US |
dc.subject | Tafsir Al-Munir | en_US |
dc.subject | Tafsir Al-Misbah | en_US |
dc.title | Al-Wasathiyyah Dalam Al-Qur'an Studi Tafsir Al-Maraghi, Al-Munir, Dan Al Mishbah | en_US |
dc.type | Tesis | en_US |
Appears in Collections: | Tesis S2 Ilmu Al Quran dan Tafsir |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
209410373-Iffaty Zamimah.pdf Restricted Access | 209410373-Tesis | 12.77 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.