Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/613
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSahabuddin-
dc.contributor.advisorAhmad Fudhaili-
dc.contributor.authorArif Hendra Erizal, 213410533-
dc.date.accessioned2020-04-14T07:14:31Z-
dc.date.available2020-04-14T07:14:31Z-
dc.date.issued2015-
dc.identifier.urihttp://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/613-
dc.description.abstractPenambahan kalimat dari bentuk aslinya dalam satu redaksi yang bersifat informatif guna memberikan penegasan atau keterangan agar mudah dipahami adalah suatu hal yang wajar, supaya informasi yang disampaikan dapat dipahami dengan benar oleh orang yang menerima informasi, selama penambahan kalimat atau kata tersebut tidak merubah esensi informasi. Pada hakekatnya hadîts mudrâj adalah adanya penyusupan kata atau kalimat pada hadits yang sebenarnya bukan bagian dari hadits, baik pada matan ataupun sanad, tanpa adanya penjelasan tentang penambahan kalimat atau kata tersebut. Penyusupan kata atau kalimat dalam hadits biasanya dinilai negatif, oleh karena itu hadîts mudrâj, termasuk kategori hadîts dha’îf (lemah). Penilaian negatif (hadîts dha’îf), pada hadîts mudrâj adalah dari sisi kredibilitas/kejujuran seorang perawi (‘adalah-nya) atau dari sisi intejensi/daya ingat (tsiqah), bukan pada keterputusan periwayat (sanad) hadits. Sebenarnya tidak seluruh penyusupan dalam hadits adalah jelek. Pada kenyataannya terdapat hadits-hadits yang terindikasikan terjadi penyusupan dalam matan ataupun sanad yang mempunyai status shahih, akhirnya menimbulkan pertanyaan apakah status hadits tersebut harus direfisi ataukah ke-hujjah-an (hukum) menggunakan hadîts mudrâj yang harus dikaji ulang. Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif terbagi menjadi dua bagian yaitu penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan (library research). Karena fokus penelitian adalah tentang hadîts mudrâj maka penelitian ini berbentuk penelitian kepustakaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitis. Metode “deskripsi” digunakan untuk menguraikan hadits yang tergolong kedalam hadîts mudrâj dalam kitab shahih bukhari dan muslim secara apa adanya. Adapun metode “analisis” digunakan untuk memberikan komentar terhadap hadits-hadits yang terindikasi dengan mudrâj Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam mengolah data, yaitu: Pertama, menjelaskan tentang pengertian dan sejarah terjadinya hadîts mudrâj serta semua aspek yang berhungunagn dengan hadîts mudrâj, baik dari sebab-sebab terjadinya, hukumnya, tempat-tempat terjadinya, serta pendorong terjadinya hadîts mudrâj. Kedua, menjelaskan derajat hadîts mudrâj, pentingya mengetahui hadîts mudrâj, serta menjelaskan hadîts mudrâj dan pengaruhnya terhadap ahli Fuqâhâ.’ Ketiga, penulis menghadirkan diantara karya- karya ulama tentang hadîts mudrâj. Keempat, memetakan pembagian hadîts mudrâj, setelahnya menjelaskan cara mengetahui hadîts mudrâj serta hukum hadits mudraj. Kelima, menyebutkan diantara hadits-hadits mudrâj yang terdapat dalam kitab Shahîh Bukhârî. Keenam, memaparkan diantara diantara hadîts mudrâj yang tidak shahih. Ketujuh, penulis mencoba memberikan solusi serta penawaran ulang untuk mereposisi posisi hadîts mudrâj.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherPascarajana Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakartaen_US
dc.subjectHadits Mudrajen_US
dc.subjectHadits Dha'ifen_US
dc.titlePenataan Ulang Kategorisasi Hadits Mudraj Dalam Hadits Dha'ifen_US
dc.typeTesisen_US
Appears in Collections:Tesis S2 Ilmu Al Quran dan Tafsir

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
213410533-Arif Hendra Erizal.pdf
  Restricted Access
213410533-Tesis12.81 MBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.