Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/623
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Sahabuddin | - |
dc.contributor.advisor | Ahmad Fudhaili | - |
dc.contributor.author | Abdullah Ma'ruf, 212410485 | - |
dc.date.accessioned | 2020-04-14T08:55:36Z | - |
dc.date.available | 2020-04-14T08:55:36Z | - |
dc.date.issued | 2016 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/623 | - |
dc.description.abstract | Ajaran Syiah disinyalir memiliki paham atau akidah yang berbeda dengan umat Islam bahkan dianggap menyalahi atau bertentangan dengan Al-Qur`an dan Hadis. Akidah Syiah tersebut semuanya bersumber kepada Hadis-hadis Syiah yang sangat berbeda dengan Hadis Sunni. Hadis-hadis yang dijadikan rujukan utama mereka berasal dari empat kitab induk, yaitu al-Kâfî, karya Muhammad Ya‟qûb al-Kulaynî (w. 329 H), Man lâ Yahdhuruhu al-Faqîh oleh Muhammad bin Bâbawaih al-Qummî (w. 381), Kitâb at-Tahdzîb dan Kitâb al-Istibshâr, keduanya oleh Muhammad ath-Thûsî (w. 460 H). Namun di antara empat kitab tersebut yang paling utama adalah kitab al-Kâfî karya Muhammad Ya‟qûb al-Kulaynî, karena di kalangan Syiah kitab ini dianggap paling otoritatif dalam bidang hadis dibanding yang lain, dan kitab ini pula yang lebih banyak memuat tentang akidah-akidah Syiah dari pada kitab yang lain. Hadis-hadis Syiah juga sangat berbeda dengan Sunni karena Syiah memiliki pemahaman yang berbeda dengan Sunni. Karena perbedaan yang sangat mencolok tersebut, banyak pihak Sunni yang menganggap Syiah sebagai ajaran yang sesat, dan kerap juga dianggap bukan bagian dari Islam. Banyak pihak Sunni yang sudah melakukan kritik terhadap ajaran Syiah. Para ulama dan akademisi Sunni tersebut mengkritik habis ajaran Syiah dan menganggap ajaran tersebut sesat dan banyak yang bertentangan dengan Al-Qur`an. Namun kritik tersebut oleh orang Syiah tidak diterima dan dianggap tidak obyektif karena kritik tersebut menggunakan sudut pandang dan metode Sunni, sedangkan dalam Syiah memiliki metode tersendiri dalam menilai validitas suatu hadis. Oleh karena itu, penulis menganggap perlu melakukan sebuah penelitian atau kajian untuk menilai keotentikan hadis-hadis Syiah yang berkaitan dengan akidah dan mengkaji problematika di dalam Hadis Syiah dengan menggunakan metode kritik hadis yang digunakan dalam Syiah. Penilitian ini bertujuan untuk semakin menguatkan kritik Sunni terhadap Syiah yang mana ajarannya banyak dianggap telah keluar dari ajaran Islam. Pengertian Hadis dalam Syiah adalah suatu kalam (cerita) yang di dalamnya menceritakan tentang ucapan al-ma‟shûm, tindakannya, dan taqrîr-nya. Adapun riwayat dari Rasulullah saw yang tidak melalui para imam tidak dapat diterima. Oleh karena itu hadis-hadis Sunni tidak diterima oleh Syiah karena banyak yang tidak melalui imam-imam Syiah. Pandangan mereka terhadap sahabat juga berbeda dengan Sunni karena bagi Syiah tidak semua sahabat adil. Berbeda dengan sunni yang menganggap semua sahabat adil dalam meriwayatkan hadis. Bagi Syiah hanya beberapa sahabat saja yang riwayatnya dapat diterima. Adapun pembagian hadis menurut Syiah terbagi menjadi empat, yaitu sahih, hasan, muwatstsaq dan dha‟îf. Di antara akidah Syiah yang merupakan unsur dasar dalam ajaran ini dan juga yang membedakannya dengan Sunni adalah masalah imâmah. Bagi Syiah imâmah/wilâyah merupakan salah satu rukun Islam. Imâmah juga dianggap wajib yang harus diayakini oleh umat Islam, dan bagi siapa yang mengingkarinya maka orang tersebut dianggap kafir. Selain itu, bagi Syiah juga wajib taat kepada imam selain taat kepada Allah swt dan rasul-Nya. Kaum Syiah dalam menilai dan mensifatinya sangat berlebihan, mereka menganggap para imam memiliki kedudukan yang sejajar dengan Rasulullah saw bahkan sampai melebihinya. Kaum Syiah juga menganggap para imam sebagai khalifah Allah, imam sebagai tiang bumi, dan juga ma‟shûm. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dalam tesis ini, penulis menyimpulkan bahwa hampir semua hadis-hadis tentang hal tersebut sanadnya bermasalah. Selain itu, hadis-hadis tersebut juga bertentangan dengan Al-Qur`an. Oleh karena itu status hadis-hadis tersebut berdasarkan kaidah kritik hadis Syiah hukumnya adalah dha‟îf. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hadis-hadis tentang akidah Syiah tidak dapat digunakan sebagai argumen dalam akidah mereka. Penelitian ini juga semakin menguatkan anggapan bahwa hadis-hadis Syiah khususnya mengenai akidah hanyalah buatan kaum Syiah yang kemudian disandarkan kepada imam-imam mereka. Selain itu, kaum Syiah yang meyakini hadis-hadis tersebut sehingga menganggap kafir bagi umat Islam yang tidak mempercayainya, maka sesungguhnya merekalah golongan yang dianggap sesat oleh kaum Sunni. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Pascarajana Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta | en_US |
dc.subject | Syiah | en_US |
dc.subject | Hadis-Hadis Akidah | en_US |
dc.title | Otentisitas Hadis Di Kalangan Syiah Kajian Hadis-Hadis Akidah | en_US |
dc.type | Tesis | en_US |
Appears in Collections: | Tesis S2 Ilmu Al Quran dan Tafsir |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
212410485-Abdullah Ma'ruf.pdf Restricted Access | 212410485-Tesis | 3.84 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in IIQJKT-R are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.